TEMPO.CO, Yogyakarta - Komikus pencipta Gundala Putra Petir, Harya Suryaminata, atau yang akrab dikenal sebagai Hasmi, bercita-cita bisa membangun museum komik di rumahnya. “Sehari sebelum bapak masuk rumah sakit, bapak bilang pengen punya museum komik,” kata istri Hasmi, Mugiyati, di tempat pemakaman seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul, Senin, 7 November 2016.
Hasmi meninggal di usia 70 tahun saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Ahad, 6 November 2016. Hasmi sempat dioperasi karena mengalami infeksi usus. Jenazah Hasmi dimakamkan Senin lalu.
Mugiyati, 45 tahun, mengatakan museum kecil yang menjadi angan-angan Hasmi nantinya untuk menyimpan komik Gundala Putra Petir, naskah film, drama, dan ketoprak. Melalui museum kecil itu, Hasmi berharap orang gampang mencari karya-karya Hasmi.
Baca: Gundala dan Baju Jawa di Pemakaman Komikus Hasmi
Hasmi dikenal hidup sangat sederhana. Ia tinggal di kontrakan rumah di antara gang-gang sempit di Jalan Magelang Kilometer 5 Yogyakarta selama 12 tahun. Ia tinggal bersama Mugiyati dan dua anaknya, Ainun Anggita Mukti, 18 tahun, dan Bhatari Sekar Dewangga, 12 tahun.
Komik-komik ciptaan Hasmi selama ini dikelola penerbit Bumi Langit. Perusahaan yang berkantor di Jakarta itu memproduksi ulang karakter-karakter pahlawan super ciptaan komikus legendaris Indonesia. Hampir semua karakter komik karya Hasmi dikelola Bumi Langit. Komik-komik ciptaan Hasmi yang diterbitkan di antaranya Gundala Putra Petir (1969), Maza, Pangeran Mlar, Merpati, Kalong Anak Kelelawar, dan Sembrani.
Perusahaan itu mengelola dan memasarkan komik ciptaan Hasmi ke toko-toko buku sejak 2003. Ada lima judul seri komik Gundala Putra Petir yang telah beredar di pasar, di antaranya Perhitungan di Planet Covox, Dokumen Candi Hantu, dan Operasi Gua Siluman. “Kami sedang menggarap komik terbaru Pak Hasmi yang baru selesai 20 halaman,” kata Komersial Manager PT Bumi Langit, Andi Wijaya.
SHINTA MAHARANI