TEMPO.CO, Yogyakarta - Duka mendalam menyelimuti keluarga dan seluruh kerabat Komikus pencipta Gundala Putra Petir, Harya Suryaminata, atau yang dikenal Hasmi. Ia dimakamkan di pemakaman seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul, Senin, 7 November 2016.
Simpati terus mengalir dari seniman dan budayawan. Mereka datang mengiringi pemakaman seniman yang hidup sederhana itu. Mereka yang hadir di antaranya seniman Butet Kertaradjasa, Landung Simatupang, Perupa Yuswantoro Adi, dan Budayawan Ons Untoro. Ada pula komikus muda yang turut berbela sungkawa.
Di antara mereka yang berduka banyak yang mengenakan kaus putih dan hitam bergambar Gundala. Tokoh komik ciptaan Hasmi tahun 1969 dan menjadi ikon dan bertahan menjadi bacaan anak-anak muda hingga 1990-an. Gundala, adalah tokoh dengan karakter dan latar belakang lokal (Yogyakarta) yang penciptaannya terinspirasi oleh sosok superhero Flash.
Prosesi pemakaman berlangsung khidmat, dipimpin Pendeta Sat Herry Sucahyo dari Gereja Kristen Jawa Jatimulyo Yogyakarta memimpin doa dalam pemakaman itu. Isteri Hasmi, Mugiyati, 45 tahun dan dua anaknya yang bernama Ainun Anggita Mukti, 18 tahun dan Bhatari Sekar Dewangga, 12 tak kuasa menahan tangis.
Baca juga:
Sosok Komikus Gundala Putra Petir di Mata Butet
Kerusuhan Demo 4 November, Ada Anak Panah dari Paku
Mugiyati mengatakan Hasmi dimakamkan di pemakaman seniman atas permintaan Hasmi. Kepada Mugiyati, dua tahun lalu Hasmi pernah berkata ingin dimakamkan di pemakaman pahlawan. Enam bulan yang lalu, Hasmi juga berpesan agar pakaian yang ia kenakan saat dimakamkan adalah busana Jawa, bukan jas.
Hasmi dimakamkan dengan mengenakan baju Jawa lengkap dengan blangkon, surjan bermotif bunga berwarna merah muda atau pink. Pakaian Jawa itu sempat Hasmi coba untuk keperluan syuting film berjudul Kartini garapan Sutradara Hanung Bramantyo. Tapi, Hasmi tidak jadi menggunakan baju itu atau hanya dipas-paskan ke tubuhnya. “Plen, tolong cuci dan setrika baju itu,” kata Mugiyati menirukan Hasmi.
Seniman Butet Kertaradjasa yang juga sahabat dekat Hasmi datang ke pemakaman Hasmi. Seperti keluarga Hasmi, Butet juga mengenakan kaus bergambar Gundala. Butet memang mengkoleksi enam kaus bergambar Gundala atas izin Hasmi. Butet punya kesan tersendiri tentang Hasmi yang punya selera humor kuat. Suatu hari Hasmi nongkrong bersama Butet dan seniman lainnya. Seseorang datang dengan gaya tubuh yang congkak. Hasmi diam. Setelah orang itu beringsut, Hasmi berkelakar. Dia membisiki Butet dan seniman yang ada di situ.
“Kalau main film iki mau out frame lho. Kameranya susah untuk ambil,” kata Hasmi kepada Butet.
Baca juga:
Diduga Lecehkan Presiden, Ahmad Dhani: Justru Saya Difitnah
Begini Rencana Pesta Nikah Sandra Dewi- Harvey di Tokyo
Selain itu, Hasmi juga dikenal rewel di berbagai kesempatan. Suatu ketika Hasmi hendak pentas Teater Gundala Gawat bersama aktor Teater Gandrik. Rombongan aktor itu naik bus dan jam keberangkatan telah ditentukan. Hasmi memprotes jadwal keberangkatan pukul 10.00. Kepada rombongan, Hasmi bilang hendak naik kereta. “Saya itu biasane ngising (berak) jam 09.00. Urip kulo temoto (hidup saya teratur). Jam semene ngombe teh (jam segini minum teh),” kata Hasmi kepada Butet.
SHINTA MAHARANI