TEMPO.CO, Jakarta - Koreografer dan penari Eko Supriyanto akan menampilkan karya terbarunya berjudul Balabala. Karya inilah yang akan menutup perhelatan Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest) 2016 pada Sabtu-Ahad, 5-6 November 2016, di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Koreografi yang menampilkan lima gadis muda asal Jailolo, Maluku Utara, ini bercerita tentang kekuatan para perempuan Jailololo dalam setiap gerakannya. Dalam gerakan lambat dan berirama, para penari mendekonstruksi bentuk dan irama tarian Cakalele dan Soya-soya yang selama ini dimainkan laki-laki.
Baca Juga:
Koreografi Balabala di Salihara ini merupakan world premiere. Setelah ditampilkan di Salihara, Balabala akan segera dipentaskan di Australia, Jepang, Belgia, Jerman, Belanda, dan Taiwan. Koreografi sebelumnya, Cry Jailolo, juga mendulang sukses setelah dipentaskan di beberapa negara, seperti di Jepang dan Jerman saat Frankfurt Book Fair 2015.
Selain koreografi Eko, ada kelompok teater Kalanari Theatre Movement yang berpentas pada Kamis-Jumat, 3-4 November 2016 . Pertunjukan kelompok teater ini mengusung konsep pertunjukan yang tidak terikat dengan panggung di ruang tertutup. Kelompok tersebut sebelumnya sukses mementaskan karya berjudul Menggali Pustaka Candi (2014), Kapai-kapai Atawa Gayuh (2013), dan Topeng Ruwat: Ritus Pertunjukan (2012).
DIAN YULIASTUTI