Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Yogya Merayakan Keberagaman di Kampung

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Seni grafis untuk Papua karya seniman Anti-Tank Project, Andrew Lumban Gaol. (facebook Andrew Lumban Gaol)
Seni grafis untuk Papua karya seniman Anti-Tank Project, Andrew Lumban Gaol. (facebook Andrew Lumban Gaol)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas seni Survive guyub merayakan pameran seni rupa bersama warga Nitiprayan, Kasihan, Bantul. Penari cilik dari kampung itu tampil membawakan tari sintren dan tari burung. Penduduk berbagai usia, dari bocah hingga manula datang menikmati acara itu, Sabtu malam, 29 Oktober 2016. Simbah-simbah mengenakan kain jarit dan Mbah Kamijo, tokoh penduduk kampong, pun ikut serta.

Acara memperingati tujuh tahun berdirinya komunitas seni alternatif itu bertajuk: Survive Day. Survive berdiri pada 18 Oktober 2009 dan digagas seniman Bayu Widodo di Jalan Bugisan Selatan No 11, Tegalkenongo, Yogyakarta. Mereka selanjutnya pindah tempat yang baru setelah puluhan anggota organisasi masyarakat yang didukung polisi membubarkan acara mereka bertajuk Lady Fast pada 2 April 2016.

Pameran seni dan pentas musik di Survive dibubarkan dengan alasan mempromosikan lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Survive kini menempati rumah baru mereka di Nitiprayan. “Kami bersilaturahmi sekaligus kulo nuwun kepada penduduk kampung,” kata penggagas komunitas seni Survive, Bayu Widodo.

Seniman yang berhimpun di komunitas itu dikenal banyak menghasilkan karya seni tentang kritik sosial politik. Misalnya mereka menyindir politikus yang mengumbar janji saat pemilihan umum, mengkritik eksploitasi perusahaan tambang yang rakus merusak alam, dan mengajak orang untuk peduli pada kelestarian alam.

Survive menyuguhkan pameran seni rupa berlangsung pada 29 Oktober - 27 November 2016. Puluhan poster mini seniman street art bernada kritik sosial dan politik dipamerkan di sana. Karya seni ciptaan Media Legal berupa gambar bocah miskin yang sedang duduk. Karya itu berhiaskan teks: dunia sedang tidak baik-baik saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada juga karya seniman street art Anti-Tank, Andre Lumban Gaol berupa potret wajah aktivis hak asasi manusia Munir. Pada poster itu tertulis menolak lupa. Poster Anti-Tank berwarna hitam putih itu pernah menghiasi sudut jalan di Yogyakarta. Di ruang pamer itu juga ada gambar Presiden Soeharto. Penguasa Orde Baru itu digambarkan mengacungkan pistol. Mulut dia membuka dengan gigi tajam seperti drakula. Soeharto mengenakan jas dan dasi bergambar dollar.

Dinding bangunan Survive berhiaskan mural seniman street art, seperti Anagard, Methodos, dan Plastic Overdose. Seniman Anagard membuat mural berukuran besar berjudul Bukan Mitos Keragaman. Mural itu bergambar seorang manusia berkepala burung berparuh besar. Dia memegang puluhan benang dan balon-balon yang bergerumbul di ujung benang-benang itu. Tubuh orang itu digambarkan tak kuasa menahan beban balon berwarna warni.

Di bawah balon-balon itu duduk seseorang berkepala hewan yang menengadahkan tangan. Anagard mengatakan kumpulan balon beraneka warna itu menyimbolkan cinta dalam keragaman. “Kehidupan yang tumbuh penuh warna harus dijaga,” kata Anagard.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman