Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyair Kalimantan Selatan Berjaya di Tifa Nusantara

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Acara Pembukaan temu sastrawan Nasional di Tifa Nusantara ke-3 di Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Jumat malam 28 Oktober 2016. Tempo/Diananta P. Sumedi
Acara Pembukaan temu sastrawan Nasional di Tifa Nusantara ke-3 di Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Jumat malam 28 Oktober 2016. Tempo/Diananta P. Sumedi
Iklan

TEMPO.CO, Barito Kuala - Tiga penyair puisi asal Kalimantan Selatan sukses menjadi nominator tiga besar dalam ajang Tifa Nusantara ke-3 di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Mereka terdiri atas Abdurrahman El Husaini asal Martapura dengan puisi berjudul “Tak Usah”; Ariffin Noor Hasby asal Banjarbaru dengan puisi berjudul “Ingin Kukembalikan Saja Kata-Kata”; dan Muhammad Advianoor Adzemi asal Barabai dengan karya puisi berjudul “Kudengar Hentak Kurung-Kurung Dari Bebukitan”.

Ketua tim kurator, Syarkian Noor Hadie, mengatakan penetapan ketiga sastrawan itu atas dasar penilaian objektif dengan melihat estetika, materi, dan bobot puisi. Tiga karya puisi ini menyisihkan 251 puisi yang masuk dalam buku antologi puisi Tifa Nusantara ke-3.

“Kami fair saja enggak ada sentimen kedaerahan, karena ini kan sifatnya Nasional. Yang menentukan kolektivitas tim kurator,” ujar Syarkian usai acara penutupan Tifa Nusantara ke-3, Sabtu malam 29 Oktober 2016.

Kurator yang terdiri dari lima orang awalnya memutuskan ada sepuluh dari 251 penyair layak masuk nominator. Lima dari sepuluh besar nominator penyair itu terdiri atas Sosiawan Leak, Abdurrahman El Husaini, Ariffin Noor Hasby, Dian Rusdiana, dan Muhammad Advianoor Adzemi.

Menurut Syarkian, tim kurator akan membatalkan nominasi jika si nominator berhalangan hadir langsung menerima hadiah. “Jika penulis puisi nggak hadir, maka digantikan penulis puisi di bawahnya,” kata Syarkian.

Kebetulan, nominator pertama, Sosiawan Leak asal Solo dan nominator keempat, Dian Rusdiana asal Bekasi, absen pada gelaran Tifa Nusantara ke-3. Walhasil, posisi Sosiawan dan Dian diambil alih masing-masing oleh Abdurrahman Husaini dan Muhammad Advianoor Adzemi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Syarkian enggan berspekulasi apakah capaian ini sebagai sinyal kebangkitan sastra puisi di Kalimantan Selatan. “Mudah-mudahan saja bisa me-nasional,” ia menambahkan.

Abdurrahman Husaini mengaku bersyukur atas capaian moncer di ajang Tifa Nusantara ke-3. Kebetulan, Husaini pun baru pertama kali ikut menyemarakkan Tifa Nusantara. Namun, ia enggan menganggap prestasinya suatu keberuntungan.

“Karena seleksinya ketat. Mungkin, lokalnya materi puisi saya jadi kekuatan dan berhubungan dengan tempat dilaksanakannya acara,” ujar Husaini menerka. Menurut dia, pentas sastra di Kalimantan Selatan sejatinya sudah lama menggeliat. Panitia memberikan hadian uang pembinaan sebesar Rp 1,5 juta kepada setiap penyair yang masuk nominasi tiga besar.

Sedikitnya 260-an sastrawan dan budayawan lintas provinsi se-Indonesia berkumpul di Kota Marabaha pada 28-30 Oktober 2016, Mereka berasal dari sejumlah penjuru Tanah Air, seperti Aceh, Jawa Timur, Maluku, Yogyakarta, dan Banten. "Intinya, pertemuan ini untuk saling tukar ilmu dan pengalaman, yang tua dan muda bisa berbagi ilmu. Enggak ada istilah senioritas dan junioritas, semua sama," kata penyair senior dari DKI Jakarta, Salimi Ahmad.

DIANANTA P. SUMEDI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gowes Nusantara di Barito Kuala Dihadiri Menpora

20 Juli 2019

Gowes Nusantara di Barito Kuala yang dihadiri Mempora Imam Nahrawi pada Sabtu 20 Juli 2019. (dok. Kemenpora)
Gowes Nusantara di Barito Kuala Dihadiri Menpora

Acara Gowes Nusantara di Barito Kuala, Kalsel terasa istimewa karena dihadiri langsung oleh Menpora Imam Nahrawi.


Bupati Terpilih Barito Kuala Diperiksa Kejati Kalimantan Selatan  

19 Juli 2017

Ilustrasi dinas luar kota. shutterstock.com
Bupati Terpilih Barito Kuala Diperiksa Kejati Kalimantan Selatan  

Kejati Kalimantan Selatan memeriksa Bupati terpilih Barito Kuala, Noormiliyani Aberani Sulaiman, dalam kasus perjalanan dinas fiktif DPRD Kalsel.


Hitung Mundur Pilkada 2017, Ini Aneka Modus Politik Uang

9 Februari 2017

TEMPO/Arif Fadillah
Hitung Mundur Pilkada 2017, Ini Aneka Modus Politik Uang

Pembayaran ongkos bensin dalam jeda waktu dua hari untuk mengaburkan kesan ada politik uang di lokasi acara dan lainnya.


Temu Sastrawan Se-Indonesia Ke-3 Digelar di Marabahan

29 Oktober 2016

Sxc.hu
Temu Sastrawan Se-Indonesia Ke-3 Digelar di Marabahan

Peserta berasal dari berbagai penjuru Tanah Air, seperti Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, Maluku, Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Banten.


Istri dan Keponakan Bupati Ini Kompak Ikut Pilkada

26 September 2016

TEMPO/Arif Fadillah
Istri dan Keponakan Bupati Ini Kompak Ikut Pilkada

Istri bupati menjadi calon bupati dan keponakannya sebagai calon wakil bupati dalam pilkada Barito Kuala.


Kejaksaan Negeri Marabahan Telisik Korupsi Dana Desa  

9 Agustus 2016

Ilustrasi korupsi. vietmeme.net
Kejaksaan Negeri Marabahan Telisik Korupsi Dana Desa  

Ada dugaan proyek infrastruktur desa senilai Rp 500 juta digelembungkan.


Ulat Menyerang Lahan Padi Warga Barito Kuala

8 Juli 2016

Seorang petani menunjukkan tanaman padi yang terserang Hama Potong Leher di persawahan Desa Sukosari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jatim, Minggu, (1/7). ANTARA/Fikri Yusuf
Ulat Menyerang Lahan Padi Warga Barito Kuala

Petani di kecamatan Barambai, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, terancam gagal panen akibat serangan ulat yang menggerogoti batang inti padi.


Bupati Barito Kuala Persilakan Bakar Lahan, Asal Dicicil

25 Maret 2016

Pembakaran lahan di Kampar, Riau, (24/6). ANTARA/FB Anggoro
Bupati Barito Kuala Persilakan Bakar Lahan, Asal Dicicil

Bupati Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Hasanuddin Murad, tidak melarang petani di wilayahnya membakar lahan.


Kata Bupati Barito Kuala, Kabut Asap Itu Sudah Tradisi!

25 Oktober 2015

Warga menggunakan perahu di Sungai Kahayan yang masih diselimuti asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 2 Oktober 2015. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi negara akan mengalami kerugian lebih dari Rp20 triliun akibat kebakaran hutan. ANTARA/Rosa Panggabean
Kata Bupati Barito Kuala, Kabut Asap Itu Sudah Tradisi!

Kabut asap dan kebakaran di Barito Kuala, kata Bupati Hasanuddin, mayoritas terjadi di lahan milik warga yang bermaksud membuka lahan pertanian baru.


Kabut Asap, Bupati Barito Kuala: Sudah Tradisi

24 Oktober 2015

TEMPO/Ishomuddin
Kabut Asap, Bupati Barito Kuala: Sudah Tradisi

Bupati Barito Kuala Hasanuddin Murad mengatakan sudah biasa menghadapi kabut asap sejak masih berusia 10 tahun.