Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Drama dari Tubaba

image-gnews
skokieparks.com
skokieparks.com
Iklan

TEMPO.CO, Lampung - Sebuah kampung adat di Tulangbawang Barat (Tubaba) dilanda wabah penyakit mematikan. Penyebabnya adalah Cut Bacut, makhluk gaib pemakan mayat yang suka mengacau hidup manusia. Untuk menyelamatkan desa, tetua kampung lantas mengutus empat pemuda untuk memburu Cut Bacut agar wabah bisa dihentikan.

Sialnya, Cut Bacut ternyata punya berbagai kemampuan, dari mampu berubah-ubah wujud hingga mampu melintasi waktu. Pada bagian pertama, Cut Bacut menjelma menjadi penasihat tentara kolonial Belanda dalam perang melawan Raden Inten II. Tindakan Cut Bacut yang berkhianat terhadap bangsa sendiri menjadi penyebab pasukan Raden Inten II kalah dalam perang dan berujung gugurnya pahlawan nasional asal Lampung tersebut.

Drama tentang Cut Bacut tak berhenti di situ. Pada 2016, Cut Bacut melarikan diri. Di sana Cut Bacut berubah wujud menjadi Pikachu, yang memperbudak para pemain game Pokemon GO. Untungnya, para pemuda berhasil mengalahkan Cut Bacut dengan memenggal kepala Pokemon berwarna kuning itu. Namun ternyata Cut Bacut tidak lantas mati. Ia kembali melarikan diri melalui lorong waktu ke abad ke-16.

Cut Bacut baru berhasil dibunuh dengan bantuan leluhur orang Lampung, Raden Jambat, yang memberikan senjata sakti Piil Pesenggiri kepada empat pemuda tersebut. Piil dalam bahasa Lampung artinya adalah “prinsip” dan pesenggiri adalah “harga diri”.

Kisah rakyat Tulangbawang Barat dipentaskan dalam bentuk teater yang disutradarai oleh Semi Ikra Anggara bersama Andika Ananda di Tulangbawang Barat, Selasa malam, 11 Oktober 2016. Mengusung legenda tentang makhluk mistis pembawa wabah yang meneror warga setempat, Perburuan Cut merupakan bagian dari Selamatan Budaya Tubaba 2016.

“Sebenarnya, Cut Bacut adalah bentuk umpatan dalam bahasa Lampung. Orang yang memiliki sikap malas, iri hati, dan benci kerap dipanggil dengan sebutan demikian. Cut Bacut dalam teater ini menggambarkan sikap buruk dalam hati manusia,” kata Semi.

Untuk menangkal sikap buruk, Semi mengajak penonton kembali menerapkan nilai-nilai tradisional Piil Pesenggiri dalam kesehariannya. Piil Pesenggiri terdiri atas nemui nyimah, nengah nyappur, sakai sambaian, dan juluk adek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nemui nyimah dapat diartikan santun dan ramah. Nengah nyappur adalah semangat berkompetisi. Sakai sambaian menggambarkan sikap visioner dan keterbukaan pikiran, sedangkan juluk adek berarti semangat berjuang meraih cita-cita,” demikian katanya.

Selamatan Budaya Tubaba 2016 diawali dengan parade budaya yang diikuti masyarakat adat dari 11 Tiyuh Toho (kampung tua). Parade dimeriahkan oleh penampilan berbagai atraksi kesenian dan budaya masyarakat dari 11 Tiyuh Toho yang tergabung dalam Federasi Adat Lampung Mego Pak kabupaten setempat.

Dalam rangkaian itu, ada pula peluncuran buku Kerja Sastra dari Tubaba. Buku yang berisi cerita pendek, puisi, dan esai itu ditulis oleh Nukila Akmal, A.S. Laksana, Yusi Avianto Pareanom, Iswandi Pratama, Esha Tegar Putera, Afrizal Malna, Dewi Kharisma Michelia, Dea Anugerah, dan Langgeng Prima Anggaradinata. Sebelumnya, buku yang merupakan hasil "perjalanan" para penulis tersebut ke Tubaba itu pernah diluncurkan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ada juga buku Seni Rupa Tubaba yang disusun oleh Hanafi dan Endro Rukmono. Buku itu melengkapi pameran lukisan 11 perupa Tubaba plus Hanafi dan Endro di Nuwo Sesat Agung, rumah adat Lampung, di kota yang sama. Dalam jajaran 11 perupa Tubaba itu termasuk pula karya Umar Ahmad, Bupati Tubaba.

Selamatan Budaya itu merupakan bagian dari upaya mengenalkan Tubaba ke publik yang lebih luas. Bupati Tubaba Umar Ahmad mengatakan Tubaba tidak memiliki obyek wisata alam, seperti gunung dan pantai. Tempatnya juga masih terpencil. Karena itu, ia mendorong pengembangan seni budaya agar orang tertarik berkunjung ke sana. “Kita perlu melestarikan adat dan budaya Lampung sebagai bentuk pelestarian sejarah masyarakat Lampung,” ujarnya.

IQBAL HIDAYAT | MUSTAFA ISMAIL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.