TEMPO.CO, Jakarta - Sisi gelap Gatot Brajamusti mulai dibuka ke hadapan publik satu per satu setelah yang bersangkutan ditahan polisi karena tersangkut sejumlah kasus. Kasus-kasus itu dari kasus penyalahgunaan narkoba, senjata api ilegal, satwa terlindungi, sampai pencabulan gadis di bawah umur.
Setelah wanita berinisial CT yang mengaku sebagai korban cabul Gatot Brajamusti, kini muncul pula seorang wanita yang juga mengaku menjadi korban pemerkosaan Gatot Brajamusti. Untuk korban kedua ini, Rhony Sapulette, selaku kuasa hukumnya, sengaja menyamarkan identitasnya dengan sebutan "Password 2".
Korban kedua mengaku mengenal Gatot Brajamusti pada 2008 saat Reza Artamevia dan Gatot launching album di TVRI. "Dia menonton launching album Reza dan Gatot di TVRI. Kemudian Gatot mengajaknya ke rumah di Pondok Indah," kata Rhony.
Sejak itulah Gatot Brajamusti kemudian memintanya untuk mengkonsumsi aspat. Setelah mengkonsumsi aspat, yang kemudian diketahui narkoba jenis sabu, Password 2 kemudian dicabuli berkali-kali. Bahkan, menurut Rhony, kliennya juga sempat diminta berhubungan badan secara beramai-ramai oleh Gatot Brajamusti.
"Yang kami laporkan sama kayak klien pertama soal dugaan pemerkosaan dan pencabulan. Dengan cerita sama, setiap perbuatan Gatot diawali dengan makanan jin itu, aspat," ujar Rhony. "Korban kemudian dicekoki aspat dan perilaku seksual menyimpang, sama kayak korban sebelumnya (CT)."
Menurut Rhony, wanita yang menjadi korban Gatot Brajamusti jumlahnya sangat banyak. Bahkan ada gadis cilik yang umurnya belum genap 10 tahun. "Banyak korbannya, puluhan bahkan ratusan. Tapi yang minta pendampingan kepada kami ada delapan," tutur Rhony Sapulette setelah membuat laporan polisi dengan pelapor Password 2 di Polda Metro Jaya, Rabu, 14 September 2016.
Korban pencabulan Gatot Brajamusti, menurut Rhony, tidak berniat untuk balas dendam kepada Gatot Brajamusti. Namun masalah pencabulan dan pemerkosaan ini sengaja dibawa ke ranah hukum agar tidak ada lagi korban pada masa yang akan datang. "Bukan untuk balas dendam sama Gatot, tapi supaya tidak ada korban lain," ujarnya.
Pola Gatot Brajamusti dalam menguasai korban-korbannya sama. Diawali dengan mencekoki korban dengan aspat alias sabu, kemudian dilanjutkan dengan aksi pencabulan. Bahkan Gatot Brajamusti kerap meminta korban-korbannya untuk melakukan hubungan seks sejenis terlebih dulu.
"Eksekusi terakhir, ya, tetap di Aa Gatot," ucap Rhony. Selain oleh Gatot Brajamusti, korbannya juga ada yang diberikan kepada tamu yang datang ke rumahnya.