TEMPO.CO, Denpasar-Musisi Bali, Gustu Brahmanta Trio dan Sandrayati Fay berkesempatan tampil dalam undangan Festival Musik Internasional Cheoyong. Festival tertua di Korea Selatan ini akan berlangsung di kota Ulsan, Distrik Nam, Korea Selatan pada 30 September- 3 Oktober 2016.
Festival ini telah berlangsung sejak 1967, kali ini digelar bersamaan dengan Pertemuan Musik Asia Pasific (ApaMM).
“Kami akan menyuguhkan perkembangan kontemporer kreativitas musik Indonesia dan khususnya di Bali,” kata Anom Darsana, pemimpin rombongan pada Rabu, 14 September 2016 . Anom merupakan inisiator Antida Music, dia akan menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan tersebut.
Antida Music terpilih berkat perannya sebagai pendiri dan organizer dari beberapa festival musik di Bali seperti Bali World Music Festival, Ubud Village Jazz Festival, Bali Reggae Festival dan masih banyak acara musik komunitas lainnya. Hal ini ternyata cukup bergema hingga ke dunia internasional.
Dalam diskusi tersebut, Antida berdiri satu forum dengan musisi maupun praktisi kreatif hebat lainnya dari seluruh dunia yang juga menjadi panelis seperti Ted Cohen dari TAG Strategy, Todd Puckhaber Senior Produser dari SXSW, Eric De Fontenay, pendiri Music Dish.
APaMM, menurut Anom, merupakan pasar musik terbesar di Korea yang diadakan di Ulsan setiap tahunnya. Banyak peserta, delegasi terkemuka dari berbagai negara telah mengambil bagian dalam perhelatan yang menampilkan pertukaran aktif dan terbaru tentang tren pasar musik serta diskusi-diskusi mendalam.
APaMM awalnya diadakan pada 2012 dan telah menjadi tempat yang terbuka dan menarik untuk berbagi pengalaman dan ide-ide dan mengembangkan kerjasama dan inspirasi bagi pasar musik di seluruh dunia.
Pertemuan musik se-Asia Pasifik ini juga memiliki sesi Showcase yang akan menampilkan 10-15 calon artis terpilih dari seluruh dunia yang tertarik dalam memperluas karir mereka ke panggung internasional. Tema pertemuan kali ini sangat sinergis dengan semangat Antida Music yang menginginkan adanya keberlanjutan upaya penyelenggarakan ajang-ajang musik.
“Sebagai wadah musisi dan seniman untuk mengekspresikan karyanya dan membawa mereka ke pasar yang lebih luas.” ujar dia.
Anom mengatakan pentingnya keberangkatan mereka mewakili Indonesia. Sebagai delegasi Indonesia penting untuk menjaga hubungan budaya antara Korea Selatan dengan Indonesia dan khususnya Bali yang memang sudah terkenal memiliki kekayaan budaya.
Namun sayangnya, untuk menghadiri acara tersebut rombongan dari Bali ini terkendala dana. Panitia tak menanggung biaya perjalanan pulang balik rombongan yang diundang. Karenanya, Antida berinisiatif menggalang dana untuk mendanai keberangakatan empat musisi yang berkiprah di Bali ini.
Anom mengatakan masyarakat bisa menyumbang dan menyaksikan kiprah kemampuan para musisi melalui laman https://kitabisa.com/baligoestoapamm. Video promo mereka bisa disaksika di Video Promo:https://www.youtube.com/watch?v=aiZa3PQWOd4 .
ROFIQI HASAN