TEMPO.CO, Denpasar - Musikus Bali mendapat kesempatan untuk tampil dalam ajang internasional pada festival musik tertua di Korea Selatan, Cheoyong Music Festival, di Kota Ulsan, Distrik Nam. Festival ini bersamaan dengan Asia-Pacific Music Meeting (ApaMM).
Musikus yang akan tampil dalam festival tersebut adalah Gustu Brahmanta Trio & Sandrayati Fay. “Kita akan menyuguhkan perkembangan kontemporer kreativitas musik Indonesia, khususnya di Bali,” kata Anom Darsana, Rabu, 14 September 2016.
Anom, yang akan memimpin rombongan, adalah inisiator Antida Music yang dalam ajang akbar—yang berlangsung 30 September-3 Oktober 2016—diundang sebagai salah satu pembicara. Adapun tema festival adalah "Sustainability of Asian Music in the International Market". Antida Music terpilih berkat perannya sebagai pendiri dan organizer beberapa festival musik di Bali, seperti Bali World Music Festival, Ubud Village Jazz Festival, Bali Reggae Festival, dan masih banyak acara musik komunitas lainnya. Hal ini ternyata cukup bergema hingga ke dunia internasional.
Baca: Shaggydog dan Navicula Meriahkan Soundrenaline 2016
Dalam diskusi tersebut, Antida berdiri satu forum dengan musikus dan praktisi kreatif hebat lainnya dari seluruh dunia yang juga menjadi panelis, seperti Ted Cohen dari TAG Strategy; senior produser Todd Puckhaber dari SXSW; dan Eric De Fontenay, pendiri Music Dish.
APaMM adalah pasar musik terbesar di Korea yang diadakan di Ulsan setiap tahun. Banyak peserta dan delegasi terkemuka dari berbagai negara telah mengambil bagian dalam APaMM. Dalam perhelatan ini telah ditampilkan pertukaran aktif dan terbaru tentang tren pasar musik serta diskusi-diskusi mendalam. APaMM awalnya diadakan pada 2012 dan telah menjadi tempat yang terbuka dan menarik untuk berbagi pengalaman dan ide-ide serta mengembangkan kerja sama dan inspirasi bagi pasar musik di seluruh dunia.
Pertemuan musik se-Asia-Pasifik ini juga memiliki sesi showcase yang akan menampilkan 10-15 calon artis terpilih dari seluruh dunia yang tertarik dalam memperluas karier mereka ke panggung internasional dan mencari tahu bagaimana melakukan dan apa yang harus dilakukan.
Tema APaMM kali ini sangat bersinergi dengan semangat Antida Music yang menginginkan adanya keberlanjutan upaya-upaya untuk tetap menyelenggarakan ajang-ajang musik sebagai wadah musikus dan seniman untuk mengekspresikan karyanya dan membawa mereka ke pasar yang lebih luas.
Keberangkatan delegasi dari Indonesia ini merupakan hal yang penting untuk menjaga hubungan budaya antara Korea Selatan dan Indonesia, khususnya Bali, yang memang sudah terkenal memiliki kekayaan budaya. Sayangnya, untuk mewujudkan terjadinya hubungan tersebut, biaya menjadi kendala karena panitia tidak menanggung pengeluaran yang diperlukan untuk memberangkatkan empat musikus yang berkiprah di Bali. Karena itu, Antida dan tim berinisiatif untuk menggalang dana patungan demi mewujudkan impian tersebut melalui https://kitabisa.com/baligoestoapamm.
Video promo mereka bisa disaksikan dalam Video Promo:
ROFIQI HASAN