TEMPO.CO, Jakarta -Ketua bidang penjurian Festival Film Indonesia (FFI) 2016, Olga Lydia mengalami kesulitan mencari lima juri untuk menilai film di tiap kategori. Ada beberapa syarat pokok yang harus dipenuhi agar seseorang layak disebut juri yang tepercaya, hebat, terutama mereka yang terlibat langsung dalam industri film.
"Susah banget. Setengah mati carinya sampai harus bertapa lima hari lima malam," ujar Olga sambil bercanda saat konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 8 September 2016.
Aktris sekaligus model ini mengatakan FFI ingin memiliki juri yang sangat kompeten dalam bidangnya. Dia menyebut para calon juri ini setidaknya pernah memenangkan atau menjadi nomine Piala Citra. “Karya-karyanya juga harus bagus," ujarnya. Pemeran wanita penggoda dalam film Perfect Dreams ini juga menjelaskan setiap juri yang melaksanakan tugas, harus seseorang yang sedang filmya tidak masuk dalam penilaian festival.
Namun dalam pelaksanaannya ia mengatakan ada beberapa juri yang juga sedang mengikuti festival ini. "Mereka tepercaya dan kami kesulitan pilih yang lain. Jadi ya mau enggak mau kami pilih juga," kata Olga.
Meski demikian, ia memastikan proses penjurian akan dilakukan secara adil. "Toh, ada juga yang punya banyak film dan mereka harus memilih satu saja. Dari situ saja dia pasti pusing kalau disuruh pilih sendiri," ujar dia.
Olga mengatakan ada 11 asosiasi pekerja film yang dilibatkan dalam proses penjurian FFI 2016, diantaranya Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Asosiasi Casting Indonesia (ACI), Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), Indonesia Film Directors Club (IFDC), Indonesian Motion Picture Audio Association (IMPACT), Rumah Aktor Indonesia (RAI), Indonesian Film Editors (INAFEd), Sinematografer Indonesia (SI), Indonesian Production Designers (IPD), dan Penulis Indonesia untuk Layar Lebar (PILAR).
DINI TEJA