Musik Pop Sudah Mati
Selasa, 4 Juli 2006 15:11 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Britney Spears terbaring mati. Tubuh seksi itu ditutupi kain hitam. Sebuah poster bergambar wajahnya bertuliskan Pop is Dead ditempel di dada. Karya instalasi seni karya pegiat seni di Mataram, Arif Firmansah, tersebut ditempatkan di selasar depan pintu masuk ruang pentas tertutup Taman Budaya Nusa Tenggara Barat, Sabtu (1/7) malam. "Pop bukanlah pencerdasan," ujarnya. Menurut Arif, semua karena ujung-ujungnya duit.Karya itu merupakan simbol penolakan para seniman terhadap musik pop. Sebaliknya, mereka mencoba mengusung kembali lagu-lagu rakyat alias folk. Sikap itu terwujud ketika Taman Budaya mereka sulap menjadi tempat pentas tanpa honor seniman lokal bernama Ary Juliant. Judul pementasan itu adalah Folkontemporeria. Dalam pementasan itu, Ary melibatkan sejumlah seniman, termasuk Arif yang menggarap seni instalasi soal Spears tadi. Ary dan Arif memegang gitar akustik, Yadi memetik bas, dan Nanang menggebuk drum. Disaksikan seratusan pegiat dan peminat seni, selama 90 menit mereka mendendangkan 16 lagu-lagu rakyat dari Tanah Air hingga beragam negeri.