TEMPO.CO, Jakarta -Perupa Lenny Ratnasari Wichert akan mengadakan pameran tunggalnya di Galeri Nasional pada 20 September 2016. Pameran bertajuk Pilgrimage ini adalah sebuah pernyataan jejak ingatan dan pengalaman spiritual.
Pameran ini dikuratori oleh Bambang Asrini Widjanarko dan kurator Agung Frigidanto. Mereka membagi pameran dalam tiga zona yakni konsep ekspresi seni instalasi Lenny mulai dari Dinners Club, To Be or Not To Be dan Homage to Anonymous.
Bambang menjelaskan tiga zona tersebut Dinners Club, karya instalasi tentang dialog intens teritori kultural Timur & Barat yang diimajinasikan sebagai “meja makan instalatif” dengan sembilan perempuan kuat dalam sejarah juga mitologi di dua peradaban besar bertemu dengan simbolisasi piring-piring. “Meja makan menghadap narasi kepedihan dan tragedi dalam sebuah video, dengan pesan utama: empati perempuan sejagat terhadap nasib perempuan Indonesia,” ujarnya dalam pesan singkatnya, Kamis, 18 Agustus 2016.
Zona kedua berisi ingatan sejarah yang sangat personal dan perjalanan panjang Lenny sebagai seniman sekaligus seorang ibu. Dihadirkan dalam karya patung instalatif dan teks-teks di di dinding tentang emosi, kesedihan, kegundahan atau justru keyakinan teguh yang bercampur menjadi satu dalam ruang kontemplatif.
Sedang Zona ketiga mengetengahkan Islam sebagai praktik dan wacana spiritual yagn mengaitkan keberadaannya dengan sejarah, perempuan atau sang liyan yang dipinggirkan. Lenny menampilkan Sembilan patung dan satu video yang mengetuk konsep Islam cultural yang memberi ruang lebih luas secara politis bagi perempuan.
Menurut Bambang, pameran menjadi penting tatkala perempuan dalam konteks ke-Indonesiaan dihadapkan pada “kisah klasiknya”. Yakni pada ruang privat dan publik di dunia modern dan global yang menyisipkan kebimbangan, kegundahan atau bahkan identitas yang chaotic.
DIAN YULIASTUTI