Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jazz Summer School 2016, Menggali Bakat Baru Musikus Jazz

image-gnews
Salah satu kegiatan Jazz Summer School, salah satu rangkaian Ubud Village Jazz Festival 2016. TEMPO/Rofiqi Hasan
Salah satu kegiatan Jazz Summer School, salah satu rangkaian Ubud Village Jazz Festival 2016. TEMPO/Rofiqi Hasan
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Nada-nada piano berdenting dalam irama Bebop. Ini adalah salah-satu genre dasar music jazz yang lahir pada  1940-an. Bebop menjadi contoh bagaimana mengembangkan nada-nada dasar dengan memanfaatkan nada sela sehingga 7 tangga nada dasar bisa dimainkan hingga 12 nada.

Improvisasi bisa disesuaikan dengan atmosfir yang ingin diciptakan. Meski Bebop sejatinya mewakili keresahan pada tahun ia dilahirkan ketika Amerika Serikat tengah dilanda depresi ekonomi.

Adapun yang memainkan adalah Ben Van Den Dungen, seorang guru besar di Rotterdam Conservatory, Belanda. Pagi itu, Selasa, 9 Agustus 2016 di sekolah musik Farabi, Denpasar, ia sedang memberi pelajaran di ajang Jazz Summer School (JSS). Selain Ben, ada lima dosen Conservatory lainnya yang diajaknya menularkan ilmu di kursus singkat itu.

JSS adalah ajang yang selalu mengiringi Ubud Village Jazz Festival (UVJF) dan sudah digelar untuk ketiga-kalinya. Tujuannya, membekali para musikus dengan pengetahuan dasar mengenai jazz langsung dari para pakarnya. Berbekal pengenalan itu, penjelajahan mereka pada dunia musik akan jauh lebih leluasa dan nyaris tanpa batas.

“Karena jazz itu sebenarnya merupakan dasar dari semua jenis musik modern, sebagaimana musik klasik,” kata musisi Yuri Mahatma yang mengagas kegiatan ini.

Gagasan membuat JSS berawal dari keprihatinan akan kondisi para musisi di Bali yang cenderung malas mengembangkan bakatnya. Mereka terjebak oleh situasi yang sangat mudah mencari uang karena banyaknya kebutuhan untuk tampil di restoran, pub atau hotel. Padahal, kata Yuri, bakat mereka sebenarnya sangat potensial.

Pada 2013, saat mengawali UVJF, Yuri mulai menjajagi kemungkinan untuk membuat pelatihan itu. Sampai akhirnya dia menemukan kegiatan Korean Summer School dimana Ben menjadi pengelola program itu. Kontaknya melalui email, ternyata dijawab dengan antusias oleh Ben yang bahkan langsung berjanji menemuinya di Bali.

Pendek kata, akhirnya disepakati Ben akan menyiapkan tim untuk memberi materi dan datang ke bali dengan biaya sendiri, sementara pihak UVJF mengkoordinasi peserta beserta fasilitasnya.

Dari tahun ke tahun, menurut dia, jumlah peserta sekitar 25 orang dari berbagai kota di Indonesia khususnya dari Jakarta, Surabaya dan Bandung. Tahun ini ada juga peserta dari Brunei Darussalam dan Malaysia. Sayang, jumlah peserta dari Bali malah selalu paling sedikit dan tahun ini hanya satu orang saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah tiga kali mengajar, Ben sendiri merasa cukup senang karena menemukan bakat-bakat baru. “Mereka hanya kekurangan dukungan untuk berkembang karena situasi di sekitarnya,” ujarnya. Ini berbeda dengan kondisi di negaranya, dimana negara merasa berkepentingan untuk memberikan pendidikan yang cukup baik termasuk dalam soal pelajaran musik.

Bagi Ben, yang terpenting adalah mengajarkan dasar-dasar music jazz dari berbagai variannya. Setelah itu mereka bisa berimprovisasi sesuai dengan ketrampilan dan kreativitasnya. Selain itu, seorang musisi menurutnya harus memiliki dasar perilaku bermusik yang benar yang berawal kepekaan terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. “Lebih baik lagi kalau mereka mengenal sejarah kelahiran sebuah genre musik karena disana ada elemen suasana hati yang tak bisa dihilangkan,” ujarnya.

Bagi dua musikus dari Brunei Darussalam, Abdul Muiz Zaini dan Nasrul Idrus, partisipasi mereka di JSS memberikan wawasan baru dalam bermusik. “Sebelumnya, kami tak mengenal jazz. Disini kami merasa lebih mantap untuk menekuninya,” ujar musikus yang di negaranya lebih sering memainkan musik pop dan melayu.

Jazz, kata Zaini, baru dikenal ketika tahun lalu, Lembaga Kebudayaan Prancis membuat konser music yang menghadirkan musisi jazz dari negara itu.

Sementara bagi anggota Big Band Salamander dari Badung yang sudah cukup lama menekuni jazz, kursus singkat ini menyegarkan kembali pemahaman mereka. “Dulu kita tahu sedikit-sedikit tentang Bebop, tapi disini benar-benar didetailkan kembali,” kata Eggy Pratama, peniup terompet di grup yang berawal dari ITB Big Band Jazz ini.

Salamander sendiri sudah berusia 10 tahun dan biasanya tampil dengan 30 pemain di berbagai festival. Tahun ini mereka akan tampil dalam UVJF dan mengutus 6 anggotanya untuk belajar terlebih dahulu di Jazz Summer School.

“Sangat bermanfaat tapi juga lumayan berat karena pelajaran 4 semester di sekolah musik diringkas dalam tiga hari,” kata Eggy mengenai materi JSS.

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

1 hari lalu

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya. Foto: Canva
Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

6 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

13 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

18 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

36 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

38 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

40 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

41 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

47 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

48 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.