TEMPO.CO, Jakarta - Penampilan gamelan Kiai Kanjeng yang dimotori Emha Ainun Najib mengawali pergelaran "Dieng Culture Festival (DCF) VII" di Kompleks Candi Arjuna, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara.
Saat tampil Jumat siang, 5 Agustus 2016, Emha Ainun Najib yang akrab dipanggil Cak Nun itu berkesempatan memberi tausiah, salah satunya ajakan untuk menjaga keseimbangan alam. "Petani dan sawah ibarat suami-istri, Dieng dan wisata ibarat suami-istri, pemerintah dan rakyat juga ibarat suami-istri," katanya.
Karena itu, kata dia, hubungan tersebut harus terus dijaga agar tetap harmonis. Selain itu, Cak Nun menyampaikan tentang filosofi tembang Lir Ilir karya Sunan Kalijaga yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu tersebut serta lagu-lagu bertema rohani lainnya.
Sedangkan saat memberi sambutan singkat, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo mengatakan pergelaran Dieng Culture Festival tergolong sukses karena telah memasuki tahun ketujuh. "Banyak pengembangan-pengembangan yang telah dilakukan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Dieng, khususnya saat acara DCF," katanya.
Pergelaran DCF VII digelar pada 5-7 Agustus 2016 dengan menampilkan berbagai atraksi seni budaya di antaranya wayang ruwat, acara musik Jazz di Atas Awan, dan pentas seni tradisi.
Puncak pergelaran DCF VII berupa ruwatan anak berambut gimbal yang akan dilaksanakan pada Minggu, 7 Agustus. Sebanyak 11 anak berambut gimbal, salah satunya dari Jakarta, akan diruwat dalam kegiatan tersebut.
ANTARA