TEMPO.CO, Jakarta - Film besutan Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail, Tiga Dara, siap ditayangkan kembali di bioskop Tanah Air. Film yang sempat dirilis pada 1956 itu telah “dibersihkan” melalui proses restorasi 4K di Italia dan Indonesia.
Pada masanya, film ini tidak hanya sukses secara komersial dengan ditayangkan selama delapan minggu berturut-turut di bioskop seluruh Indonesia. Cerita Tiga Dara juga berhasil menjadi trendsetter sosial dan budaya yang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia saat itu.
Baca Juga:
Tak cukup hanya dibalut cerita yang menarik dan juga akting yang ciamik, sebagai film musikal, Tiga Dara menyuguhkan lantunan musik dan lagu yang indah, yang ditulis oleh Saiful Bahri, Oetjin Nurhasjim, dan Ismail Marzuki. Karena itu, tak heran jika Tiga Dara mendapat penghargaan Piala Citra dalam kategori Tata Musik Terbaik pada Festival Film Indonesia 1960.
Poin-poin inilah yang selanjutnya menjadi beberapa alasan mengapa film tersebut layak untuk direstorasi serta ditayangkan di bioskop. "Sayang, udah mahal dan lama direstorasi, tapi enggak ditayangkan," kata Nia Dinata, sutradara Ini Kisah Tiga Dara, film yang terinspirasi dari Tiga Dara, Rabu, 3 Agustus 2016.
Nia mengatakan proses restorasi ini memang membutuhkan waktu hingga 17 bulan yang dilakukan di Italia dan Indonesia. Selain itu, biayanya mencapai Rp 3 miliar.
Tiga Dara menceritakan kisah tiga gadis bersaudara, yakni Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Widjaya), dan Neni (Indriati Iskak), yang tinggal bersama ayah dan nenek mereka di Jakarta. Sebagai wanita yang sudah berusia matang, Nunung tak kunjung menikah. Hal inilah yang membuat nenek mereka (Fifi Young) tak henti-hentinya mencarikan jodoh bagi anak perawan tertua di keluarga tersebut. Sampai suatu ketika, ketiganya malah dilanda asmara kepada pria yang sama dalam waktu bersamaan.
Film musikal ini dibalut dengan sentuhan komedi. Meski bahasa, gurauan, serta gerak-gerik berbeda, nyatanya film tersebut masih berhasil membuat para penonton tertawa. Ditambah, cerita yang disuguhkan masih sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
DINI TEJA