TEMPO.CO, Jakarta - Daniel Mananta sedang berlatih keras untuk mengikuti lomba maraton karena ingin merasakan sensasi bahagia yang dirasakan wanita seusai melahirkan.
"Katanya kalau ikutan maraton itu lo akan merasakan endorfin, sama seperti ketika seorang ibu habis melahirkan bayi," kata Daniel di Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016.
"Tapi kan cowok enggak bisa pernah merasakan hal itu. Jadi gue pengen cobain itu melalui maraton," ujarnya.
Lari maraton merupakan resolusi Daniel tahun ini karena ia tidak mau jadi "perawan maraton".
Daniel juga penasaran pada orang-orang yang ketagihan maraton, terutama para pebisnis dan CEO sukses. Ia menganggap maraton bisa melatih mentalitas agar bisa mewujudkan tujuan meski banyak rintangan menghadang.
"Ketika gue sudah 17 kilometer, setiap step gue lari, selalu ada di otak gue yang ngomong 'udahlah jalan kaki saja, sudah setop saja'. Dan akhirnya gue ambil satu step lagi, jangan nyerah, sampai akhirnya kelar 25 kilometer."
"Bisikan" itu serupa dengan pengaruh pihak-pihak lain yang dapat menjatuhkan mental ketika menjalankan bisnis.
Sebagai persiapan, Daniel berlatih tiga kali sepekan. Awalnya, dia berlatih sendirian, tapi baru sebulan belakangan ia dibimbing oleh seorang pelatih. Jarak lintasan lari yang ia tempuh selama latihan biasanya sepanjang FX Senayan-Kota-FX Senayan.
Daniel juga biasa berlatih saat matahari belum terbit untuk menghindari udara penuh polusi dari kendaraan bermotor yang memenuhi Ibu Kota setiap pagi.
ANTARA