TEMPO.CO, Denpasar - Vokalis grup musik grunge Navicula, Gede Robi Supriyanto, tampil memeriahkan acara edukasi pengelolaan sampah plastik, Trash Stock, yang bertema “Musik, Artistik, Plastik” di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Sabtu malam, 16 Juli 2016. Robi, yang juga aktivis lingkungan, mengatakan acara ini penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang manajemen sampah di Bali.
"Sebenarnya sampah itu menjadi masalah apabila dilihat sebagai masalah. Tapi, kalau dilihat sebagai solusi, sebenarnya banyaknya sampah di Bali ini bisa menjadi solusi," ucapnya kepada Tempo di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Sabtu malam, 16 Juli 2016.
Robi menjelaskan, dari 11 ton sampah yang dihasilkan setiap hari di Bali, 70 persen di antaranya sampah organik. Apabila dikelola, ujar dia, sampah itu bisa menjadi bahan pupuk yang harganya Rp 4.000-6.000 per kilogram. "Bayangkan, jika dari 11 ton sampah itu yang 70 persennya sampah organik dikelola jadi pupuk oleh pemerintah, petani satu Bali bisa gratis dapat pupuk," ujarnya.
Sedangkan sisanya adalah sampah nonorganik yang bernilai ekonomi sebanyak 25 persen dan sampah yang benar-benar menjadi masalah 5 persen. "Ada bank sampah, ada pemulung, yang itu (sampah nonorganik) bisa jadi duit, berarti bukan masalah. Itu bisa jadi bahan baku untuk recycle," katanya. "Ini yang perlu dipahami pemerintah."
Menurut dia, sampah yang benar-benar menjadi masalah itu adalah kantong plastik atau bungkus plastik makanan ringan (snack). "Pemerintah harus membuat regulasi, entah itu perda atau awig-awig (undang-undang desa adat), untuk melihat (sampah) sebagai isu yang serius," tuturnya.
Saat manggung akustikan di Trash Stock, Robi tampil bersama mertuanya, Will Hammer. Duo ini, ucap Robi, bernama Monkey Gods. Will Hammer, yang berkebangsaan Amerika Serikat dan sudah 25 tahun tinggal di Bali, tampil memukau penonton lewat kepiawaiannya bermain banjo. Monkey Gods tampil membawakan empat lagu: dua lagu cover berjudul I Will Wait (Mumford and Sons) dan Kids (MGMT) serta dua lagu ciptaan Robi berjudul Freedom Skies dan Biarlah Terjadi.
BRAM SETIAWAN