TEMPO.CO, Jakarta - Interchange, film produksi Malaysia dan Indonesia garapan sutradara Dain Iskandar Said, akan ditayangkan perdana di Festival Film Locarno ke-69 di Swiss. Film thriller supernatural ini diperankan oleh barisan bintang, seperti Nicholas Saputra, Prisia Nasution, Shaheizy Sam, Iedil Putra, Nadiya Nisaa, Alvin Wong, dan Chew Kin Wah.
“Kami merasa terhormat bisa memperkenalkan sebuah proyek film Nusantara kepada audience di festival film besar seperti Locarno,” ujar produser dari Cinesurya Pictures, Fauzan Zidni, dalam siaran pers pada Jumat, 15 Juli 2016.
Interchange mendapat sesi penayangan tengah malam di Piazza Grande, 5 Agustus 2016. Sesi ini dianggap sebagai sebuah putaran bergengsi di festival yang pertama kali dilaksanakan pada 1946 tersebut. Piazza Grande bisa menampung hingga 8.000 penonton dan memiliki salah satu layar luar ruangan terbesar di Eropa.
Film Festival Locarno dikenal sebagai festival yang banyak menemukan talenta baru dan telah menampilkan karya-karya dari sutradara internasional, seperti Stanley Kubrick, Miloš Forman, Béla Tarr, Chen Kaige, Alexander Sokurov, Jim Jarmusch, Spike Lee, Ang Lee, Claire Denis, Kim Ki –Duk, dan almarhum Abbas Kiarostami.
Interchange akan diputar pada 5 Agustus 2016 di Piazza Grande, alun-alun utama kota Locarno.
Film ini juga mempertemukan Iedil dan Prisia yang melangsungkan pernikahan mereka pada sebuah acara privat pada bulan lalu di Jakarta.
Interchange diproduksi oleh Apparat dan bekerja sama dengan Cinesurya Pictures. Pembiayaannya berasal dari Sonneratia Capital, Seeing Eye Film, dan MDEC, serta dukungan tambahan dari FINAS. Agen penjual internasional ditangani Reel Suspect yang berbasis di Paris dan XYZ Films untuk teritori Amerika Utara.
Selain Interchange, film tentang penyair Wiji Thukul yang hilang berjudul Istirahatlah Kata-Kata akan meramaikan Locarno Film Festival pada sesi kompetisi secsion Concorso Cineasti del presente, kompetisi para pembuat film dari berbagai belahan dunia yang terpilih berkompetisi untuk film pertama atau keduanya.
Film yang mengambil kisah hidup penyair Wiji Thukul selama masa pelarian pada 1996 setelah peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 ini adalah karya film panjang kedua sutradara asal Yogyakarta, Yosep Anggi Noen.
ANTARA