TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Dian Sastro terpilih memerankan tokoh utama dalam film Kartini. Berperan sebagai sosok yang memperjuangkan kesetaraan hak, status, serta pendidikan itu membuat Dian harus mempersiapkannya dengan matang.
Ia pun berusaha menyiapkannya dengan maksimal. "Dibilang (persiapannya) sedikit enggak juga, tapi kalau mau bilang banyak, ya enggak boleh takabur," ujar Dian dalam konferensi pers film Kartini di Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.
Satu hal pasti, ia membaca semua buku tentang Kartini. Buku-buku itu membantunya mengenal sosok Kartini lebih dalam. Sama seperti sang sutradara, Hanung Bramantyo, ia juga membaca buku karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Panggil Aku Kartini Saja serta tulisan tim Tempo yang berjudul Gelap-Terang Hidup Kartini. Tak hanya buku dan tulisan tersebut, ia mengaku tengah menyelesaikan membaca buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Selain membaca banyak literatur tentang Kartini, Dian belajar berbicara menggunakan bahasa Jawa dan Belanda. Untuk bahasa Belanda, Dian belajar dengan salah satu pemeran di film tersebut. "Banyak belajar bahasa Jawa dan Belanda. Belajar bahasa Belanda sama Om Hans,” ujarnya. Sejauh ini, dia sudah mempelajari 64 ayat bahasa Belanda. “Saya harus belajar ngomong dan hapal artinya juga."
Tak hanya membaca literatur dan belajar bahasa, perempuan kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982, ini juga menyempatkan diri mengunjungi rumah Kartini di Jepara. "Saya lihat kamar tidurnya, tempat tidur, di mana dia meninggal. Jadi kebayang," ujar bintang Pasir Berbisik itu.
Persiapan-persiapan tersebut dilakukan agar ia dapat memerankan sosok Kartini dengan baik. "Saat ini saya memerankan tokoh pahlawan emansipasi. Memalukan kalau saya tidak bisa memerankan dan mempersiapkannya dengan baik," ujarnya
DINI TEJA