TEMPO.CO, Jakarta - Max Pictures kembali merilis sebuah film yang diangkat dari novel best seller berjudul Sabtu Bersama Bapak. Menurut pihak penerbit, novel ini menjadi best seller sejak pertama kali diterbitkan.
"Sampai saat ini, novel Sabtu Bersama Bapak sudah dicetak ulang sebanyak 22 kali. Bahkan, sejak 2014 sampai saat ini, selalu menjadi best seller dan sudah terjual puluhan ribu,” ujar Direktur Penerbit Gagas Media Jeffry Fernando dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 10 Juni 2016.
Baca Juga:
Penulis novel Sabtu Bersama Bapak, Adhitya Mulya, mengaku sangat bersyukur karena karyanya mendapat sambutan yang luar biasa. Pasalnya, ia menciptakan novel Sabtu Bersama Bapak karena terinspirasi oleh diri sendiri.
"Saya mengucapkan rasa syukur karena telah dicetak ulang sebanyak 22 kali. Saya tidak menyangka ternyata inspirasi oleh pertanyaan, kalau saya meninggal, pesan apa yang saya bisa berikan kepada anak-anak saya, bisa mendapat apresiasi sebesar ini,” ucapnya.
Pada 2004, nama Adhitya Mulya sempat populer karena berhasil mengantarkan buku larisnya, Jomblo, ke layar lebar. Ia berharap film Sabtu Bersama Bapak juga mendapat apresiasi yang besar.
"Dalam film Sabtu Bersama Bapak, banyak pesan seorang ayah kepada anaknya. Sewajarnyanya sebuah cerita, saya berharap pesan yang saya sampaikan bisa disaksikan sebanyak mungkin orang,” tuturnya.
Film Sabtu Bersama Bapak bercerita tentang sosok ayah bernama Gunawan Garnida yang mengetahui bahwa umurnya tidak lama. Gunawan tahu dia tidak akan dapat melihat kedua anaknya, Satya dan Cakra, tumbuh. Gunawan kemudian memutuskan melakukan sesuatu agar kedua anaknya tetap tidak kehilangan sosok bapak dalam hidup mereka.
Setelah dewasa, Satya dan Cakra menghadapi masalah. Satya memiliki masalah rumah tangga bersama Rissa. Cakra kesulitan mencari jodoh. Ibu Itje pun tidak luput dari masalah, yang dia putuskan dijalani sendiri. Apakah Gunawan, yang sudah lama berpulang, dapat menolong mereka?
Film Sabtu Bersama Bapak rencananya ditayangkan serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada 5 Juli 2016.
DINI TEJA