Wayang Wong Kolosal Konvensional
Minggu, 21 Mei 2006 06:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: "Mbegegeg ugeg ugeg....Hmell...hmell," adalah ungkapan penuh makna yang sering dilontarkan Semar. Kata-kata yang menjadi identitas Eyang Bodronoyo alias Semar ketika akan memulai dialog. Kalimat itu tentu sudah asing bagi anak-anak sekarang, malah mungkin belum pernah mendengarnya. Sesepuh dari punakawan yang masih keturunan dewa ini kembali muncul bersama anak-anaknya di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat pekan lalu. Mereka tampil dalam lakon Srikandi Larasati Kembar dengan dukungan 100 an orang pemain. Para pemain ini berasal dari pelakon wayang orang profesional (Wayang Orang Bharata ) hingga yang masih amatiran. Srikandi Larasati Kembar menceritakan dendam keluarga yang harus terbalaskan. Adalah Prabu Sriwnatoko dan kedua adiknya Sriwati dan Sriweni, dendam kepada Harjuna yang telah membunuh ayah mereka. Mereka memiliki rencana mencuri senjata pusaka Harjuna berupa Pasopati dan Pulanggeni. Sriwati dan Sriweni pun berubah dengan menjelma sebagai istri Harjuna yakni Dewi Srikandi dan Dewi Larasati. Andi Dewanto