TEMPO.CO, Jakarta - Pemeran Prenjak, yang menjadi film pendek terbaik Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016, berbagi cerita di balik adegan kolong meja.
Di sana, Diah (Rosa Winenggar) mengizinkan rekan kerjanya, Jarwo (Yohanes Budyambara), untuk melihat kemaluannya. Di tengah kegelapan, Jarwo hanya boleh menyalakan sebatang korek yang dijual Diah Rp 10 ribu per batang.
Sutradara Wregas Bhanuteja bekerja sama dengan dua model yang biasa dipotret tanpa busana untuk adegan yang memperlihatkan alat kelamin secara eksplisit itu. Sedangkan Rosa dan Yohanes harus berakting seakan mereka memang melihat alat kelamin masing-masing.
"Saya mencoba berakting sedikit nafsu, yang saya lihat cuma celana biasa," tutur Yohanes kepada penonton seusai pemutaran Prenjak di IFI Jakarta, Kamis malam, 2 Juni 2016.
Adegan Jarwo berada di kolong meja harus diulang hingga belasan kali karena banyak kendala teknis. Meja yang sempit diisi oleh belasan kru. Panas, pengap, hingga keringat Yohanes bercucuran. "Ada kru pemegang tisu juga," seloroh Yohanes.
Ada saja alasan untuk mengulang adegan, dari suara yang tidak terekam hingga korek api yang kerap padam. "Saya juga harus menahan posisi (duduk mengangkang) lama karena dia (Yohanes) lama," kata Rosa.
Rosa dan Yohanes adalah kawan dari sutradara Wregas yang awalnya diajak bermain tanpa honor. Wregas meminta mereka menjadi diri sendiri karena penokohan dalam film ditulis berdasarkan karakter keduanya. "Saya sudah kenal dari SMA, jadi saat diajak, ya sudah, tidak apa-apa," ujar Rosa, yang baru kali ini berakting di depan kamera.
Bagi Yohanes, ini adalah kedua kalinya dia bermain dalam film Wregas setelah Lembusura (2014). Prenjak adalah film pendek kelima Wregas Bhanuteja, setelah Senyawa, Lembusura, Lemantun, dan Floating Chopin. Lembusura berkompetisi dalam Berlinale Shorts Competition 2015 Festival Film Berlin dan juga Festival Film Internasional Hong Kong 2015.
ANTARA