Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lukisan Buddha, Karya Terakhir Seniman S. Teddy

image-gnews
S. Teddy. ANTARA/Dodo Karundeng
S. Teddy. ANTARA/Dodo Karundeng
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seniman S.Teddy Darmawan menciptakan karya pamungkas berkarakter Buddha sebelum meninggal. Lukisan berlatar warna merah darah itu menggunakan citraan Siddharta Gautama yang sedang merangkul akrab Teddy.

Lukisan terakhir karya Teddy itu berjudul Sudah Lama Aku Berteman dengan Buddha. Karya berbahan akrilik pada kanvas berukuran 137x137 sentimeter ditampilkan dalam pameran bertajuk Padi Menguning di Syang Art Space Magelang, Jawa Tengah, 22 Mei-22 Juni 2016.

Selain Teddy, pameran itu juga menampilkan karya seniman Bob Yudhita Agung atau Bob "Sick", Tohjaya, dan Yustoni Volunteero. Mereka adalah sahabat Teddy.

A.Anzieb, Kurator pameran yang juga sahabat dekat Teddy mengatakan selama tiga pekan terakhir menemani Teddy berkarya secara intens. Mereka berkawan 20 tahun lebih. "Teddy bilang ke saya kalau dirinya ternyata sudah lama berteman dengan Buddha," kata A.Anzieb kepada Tempo, Sabtu, 28 Mei 2016.

Selain lukisan bertema Buddha, Teddy juga membuat karya mini tentang potret diri hasil kolaborasi dengan seniman lain yang menjadi sahabatnya. Teddy meminta masing-masing seniman membuat 25 kanvas berukuran 30 x 40 cm.

Teddy hanya mampu merampungkan 21 kanvas. Kepada A. Anzieb, Teddy berkata karya potret diri akan menjadi karya fenomenal. Bahkan, bila dipajang di pameran seni seperti Biennale, potret diri hasil kolaborasi akan menjadi karya paling fenomenal.

Menurut A.Anzieb, Teddy selama ini sangat produktif berkarya meski kondisi badannya rapuh karena sakit kanker. Dia punya semangat yang sama dengan ketika tubuhnya masih sehat. Ketika memegang kuas dan menggores tangan Teddy bergetar. Ia hanya bisa melakukannya paling lama lama 15 menit. Kondisi fisik tubuh Teddy saat itu drop. Untuk berjalan, A.Anzieb mesti menuntunnya. A.Anzieb juga membantu menyiapkan kuas dan cat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

A.Anzieb menyatakan sebelum pembukaan pameran di Magelang, Teddy sempat berpesan agar dia dikremasi. Sepekan lalu, Teddy juga berkata kepada Anzieb bahwa seorang seniman tidak akan punya garis yang sama di setiap lukisannya.

Garis seniman, kata Teddy setiap detik dan di antara kanvas lain berbeda. "Teddy mengibaratkan hal itu seperti orang bernafas. Angin yang dihirup manusia tidak mungkin angin yang sama, pasti angin yang berbeda pada setiap tarikan nafasnya," kata Anzieb.

S.Teddy Darmawan, berusia 46 tahun meninggal Jumat, 27 Mei pukul 19.45 di Rumah Sakit Umum Daerah Semarang. Jasad Teddy disemayamkan di Rumah Duka Panti Wilasa Citarum, Jl. Citarum 98, Semarang. Upacara tutup peti berlangsung pada Minggu, 29 Mei 2016.

Ia merupakan perupa yang tak pernah puas dengan media tunggal konvensional. Karya-karyanya sarat dengan humor dan sarkasme halus. Teddy merupakan perupa alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pada 2000 ia menjadi seniman mukiman atau artist in residence Ludwig Art Forum, Aachen, Jerman. Ia juga berpameran bertajuk Beyond the Self di The National Portrait Gallery, Canberra, Australia (2011). Sedangkan, karya seni instalasi monumental Teddy berjudul The Temple (Love Tank) dipamerkan di Singapore Art Museum (2010).

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Faisal Basri Wafat, Jokowi: Beliau Koreksi Kebijakan Pemerintah yang Kurang Baik

5 hari lalu

Faisal Basri saat diwawancara oleh sejumlah wartawan di Jakarta, 2000. Faisal Basri tidak hanya dikenal karena profesinya sebagai akademisi, tetapi juga aktivis yang menyalurkan buah pemikirannya ke berbagai kanal, seperti blog, media sosial, dan forum-forum diskusi. Dia juga beberapa kali memenuhi undangan seminar dan siniar atau podcast, salah satunya Bocor Alus Politik (BAP) Tempo. Dok.TEMPO/Bernard Chaniago
Faisal Basri Wafat, Jokowi: Beliau Koreksi Kebijakan Pemerintah yang Kurang Baik

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri wafat pada Kamis dini hari, 5 September 2024.


Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

5 hari lalu

Kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. (ANTARA/Fitra Ashari)
Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

Faisal Basri pernah mengkritik proyek kereta cepat Whoosh dan menyebutnya baru bisa balik modal setelah 139 tahun beroperasi.


Cerita Adik Faisal Basri soal Rencana Kateterisasi Jantung Pagi Ini: Tapi Ternyata Subuh Sudah Tidak Ada

6 hari lalu

Adik Faisal Basri, Ramdan Malik, saat memberikan keterangan soal wafat saudara kandungnya pada Kamis, 5 September 2024. Tempo/Adil Al Hasan
Cerita Adik Faisal Basri soal Rencana Kateterisasi Jantung Pagi Ini: Tapi Ternyata Subuh Sudah Tidak Ada

Ramdan Malik menceritakan rencana tindakan kateterisasi yang akan dijalankan pada jantung kakaknya, Faisal Basri, pada pagi hari ini.


Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

6 hari lalu

Faisal Basri. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

Tak hanya aktif di X , Faisal Basri juga kerap menuangkan pemikirannya lewat blog pribadinya, faisalbasri.com . Simak puisi terakhirnya berikut ini.


Faisal Basri Wafat, Anies Baswedan hingga Mahfud Md Ucapkan Belasungkawa

6 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Faisal Basri Wafat, Anies Baswedan hingga Mahfud Md Ucapkan Belasungkawa

Wafatnya Faisal Basri meninggalkan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi dari sejumlah tokoh di Indonesia.


Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

6 hari lalu

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji
Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

Ekonom dan politikus senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, wafat pada hari ini. Seperti apa profil dan rekam jejaknya?


Prosesi Pemakaman Hamzah Haz Akan Dilaksanakan Secara Militer, Dipimpin Hadi Tjahjanto

48 hari lalu

Lokasi pemakaman Hamzah Has di yayasan Al-Ikhlas, Cisarua. Tampak beberapa penggali kubur sedang mempersiapkan liang lahat di Desa Jogjogan, Kabupaten Bogor. Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/M.A MURTADHO
Prosesi Pemakaman Hamzah Haz Akan Dilaksanakan Secara Militer, Dipimpin Hadi Tjahjanto

Wakil Presiden ke 9 Republik Indonesia, Hamzah Haz tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.


Tidak Dimakamkan di Makam Pahlawan, Ini Wasiat Hamzah Haz pada Keluarga

48 hari lalu

Presiden Jokowi tiba di rumah duka Hamzah Haz di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Mhd Rio Alpin Pulungan
Tidak Dimakamkan di Makam Pahlawan, Ini Wasiat Hamzah Haz pada Keluarga

Hamzah Haz meninggal Rabu pagi, 24 Juli 2024, pukul 09.30 WIB di RSPAD Gatot Soebroto pada usia 84 tahun.


AHY hingga JK Melayat ke Kediaman Mendiang Hamzah Haz

48 hari lalu

Mantan Wakil Presiden, Hamzah Haz, seusai menjenguk mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron di Rumah Tahanan (Rutan) KPK, Jakarta, Kamis, 2 April 2015. DOK.TEMPO/Eko Siswono Toyudho
AHY hingga JK Melayat ke Kediaman Mendiang Hamzah Haz

Sejumlah tokoh nasional juga hadir melayat ke rumah duka Hamzah Haz. Di antara mereka adalah Presiden Jokowi, Boediono, dan Jusuf Kalla.


Jokowi Melayat ke Rumah Duka Hamzah Haz

48 hari lalu

Anggota Dewan Pembina Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah Haz. TEMPO/STR/Imam Sukamto
Jokowi Melayat ke Rumah Duka Hamzah Haz

Hamzah Haz meninggal pada Rabu, 24 Juli 2024 pukul 09.30 WIB pada usia 84 tahun.