Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilarang Zaman Orba, Sandur Kini Bebas Tampil di Bojonegoro

image-gnews
Pertunjukan seni tradisional Sandur dari Bojonegoro. youtube.com
Pertunjukan seni tradisional Sandur dari Bojonegoro. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Bojonegoro - Kesenian tradisional Sandur dari Bojonegoro, Jawa Timur, kini bisa tampil bebas di pelbagai tempat. Padahal, di zaman orde baru, Sandur sempat dilarang. Pada Sabtu, 21 Mei 2016 lalu, misalnya, kesenian ini dipentaskan Grup Sandur Kembang Desa di halaman Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro.

Menurut Kepala Bidang Usaha Seni dan Budaya Disbudpar Bojonegoro Imam Wahyu mengatakan teater tradisional Sandur sempat vakum  sekitar 25 tahun, sejak 1965 hingga 1990-an. Namun  penyebab vakumnya kesenian rakyat ini belum jelas.

Menurut Imam, di dalam pertunjukan ini ada seni Jaran Kepang yang menyuguhkan demo orang makan kaca, bakar kemenyan, hingga orang kesurupan. ”Ya, orang takut dan tidak berani menampilkan,” ujarnya pada Tempo, Senin, 22 Mei 2016.

Kesenian ini baru tampil setelah Imam bersama para seniman di Bojonegoro menggagas agar seni Sandur bisa ditampilkan kembali. Akhirnya Sandur bisa kembali tampil di acara Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamala Pancasila (BP-7) di Bojonegoro sekitar 1996. “Jadi, saya yang kembali menampilkan,” ujarnya.

Dahulu, kata Imam, kesenian rakyat dengan jumlah pemain sekitar 25 orang ini digelar untuk mengucapkan syukur seusai panen raya. Ceritanya, berisi himbauan seputar masalah sosial dan lingkungan, seperti melarang menebang hutan,  dan menyuruh berbuat baik sesama manusia.

Imam  mengyebut kesenian sandur sebagai  teater tradisional. Tokoh utamanya ada lima orang yaitu Pangsil, Petak, Balong, Cawik, dan Germo. Pangsil menggambarkan orang kaya yang  sombong.  Petak, Balong, dan Cawik (perempuan) menggambarkan rakyat biasa dan lugu. Sementara Germo bertugas sebagai pengatur lakon. Kelima tokoh utama ini didampingi  panjak hore memegang alat musik dan menyanyi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggiat Budaya Bojonegoro Aries Harijanto mengatakan kesenian Sandur sempat vakum beberapa tahun silam. Nasibnya sama dengan kesenian lain, seperti Wayang Potehek, dan lainnya. Menurutnya, pertunjukan kesenian ini menggambarkan kemakmuran karena tampil usai panen raya. “Tentu ini, kesenian rakyat yang perlu dilestarikan,” tegasnya pada Tempo, Senin,  22 Mei 2016.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kusbiyanto mengatakan, bahwa Bojonegoro kini telah mendapatkan status dengan predikat Human Rights City atau sebagai Kota Ramah Hak Asasi Manusia (HAM), oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 11 Desember 2015 lalu. Kabupaten ini termasuk 138 kabupaten/kota—dari total 514 kabupaten/kota di Tanah Air yang dinilai ramah HAM. “Tentu kita menjaga predikat itu,” katanya pada Tempo, Senin, 22 Mei 2016.

Soal kesenian tradisional Sandur, lanjut Kusbiyanto, secara tertulis Pemerintah tidak pernah melarang. Hanya saja kesenian Sandur, diakui jarang dipentaskan sejak 1965 hingga 1990-an. Bisa jadi,  saat itu orang takut dituding macam-macam, meski hal itu tidak ada. Tentu, Bojonegoro dengan Kota ramah HAM, tetap menghormati produk kesenian rakyat, karena berisi pesan-pesan moral yang baik.”Tetap kita jaga itu,” ujar Kusbiyanto.

SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

21 Oktober 2023

Nasi Flambe. budaya-indonesia.org
3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

Kabupaten Bojonegoro punya hari jadi pada 20 Oktober 1677 silam, atau genap berusia 346 tahun. Ini kuliner yang wajib dicicipi jika mengunjunginya.


Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

20 Oktober 2023

Air Terjun Kedung Gupit. direktoripariwisata.id
Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

Kabupaten Bojonegoro juga memiliki sejarah, kuliner, dan sumber daya alam melimpah yang banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata.


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

3 November 2022

Penandatangan kesepakatan bersama di Bondowoso dilaksanakan langsung oleh Direktur Bisnis Perum BULOG Febby Novita BULOG dan Bupati Bondowoso Salwa Arifin pada Kamis (03/11)
Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

Kerja sama ini terkait penyediaan, pendistribusian dan stabilisasi produk pangan di dua wilayah tersebut.


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.