TEMPO.CO, Jakarta - Dea Mirella, 41 tahun, melihat bercak darah. Dia langsung dilarikan ke unit gawat darurat. “Ibu harus melahirkan sekarang,” kata Dea mengenang perintah dokter saat itu.
“Aku sangat takut. Aku enggak pernah melahirkan normal. Sewaktu melahirkan anak pertama, lewat bedah cesar. Di sisi lain, aku harus berusaha maksimal agar anakku selamat,” kenang Dea Mirella.
Baca juga:
Heboh Kontribusi Reklamasi: Tiga Skenario Nasib Ahok
Geger Daging Manusia Dijadikan Kornet, Ini Penampakannya
“Anak itu masih hidup ketika dilahirkan. Kata ayahnya, begitu keluar, dia sempat bergerak mencari aku. Lalu dia menyentuh pahaku. Bergerak-gerak di antara pahaku,” ujarnya.
Tak sadar, plasenta Dea mulai masuk lagi ke dalam. Kondisi itu sangat berbahaya bagi nyawa Dea. Bayi dan ibunya berusaha diselamatkan tim medis. Dea selamat. Namun bayinya hanya bertahan hidup selama 3 jam.
“Aku hancur. Aku menangis setiap kali mendengar tangis bayi di rumah sakit. Dan menangis lagi ketika aku mendapati ASI keluar, tapi bayinya tidak ada," kata Dea Mirella lirih.
Baca juga:
Duh, Adegan Suami-Isteri Disiarkan Live, Penonton Bisa Coba
Wah, Pemerintah Larang Nikahi Brondong, Begini Alasannya
Selanjutnya: sudah siapkan nama...