TEMPO.CO, Yogyakarta - Yogyakarta memang istimewa, tidak terkecuali bagi para insan film. Sebab, setiap sudut di daerah itu bisa menjadi seting latar untuk pembuatan cerita film yang menarik dan cenderung romantis.
"Setiap sudut di kota ini bisa dibuat ribuan judul film, banyak sekali hal yang menarik, juga dari sisi seni dan budayanya," kata Tarra Budiman, aktor dan komedian yang sering muncul di televisi, Jumat, 20 Mei 2016.
Meskipun ia bukan orang Yogyakarta, namun jika datang ke kota budaya ini serasa pulang kampung. Sebab, sejak awal ia datang ke kota, keramahan warga dan aksi budayanya bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata. Ada daya magis bagi insan film untuk selalu kembali dan berkarya untuk memajukan perfilman Indonesia.
Selama dua belas hari, ia dan para bintang film melakukan syuting untuk sebuah film, Melodi: Remember The Flavor. Kisah cinta sepasang kekasih dikemas dengan latar penjual eskrim.
Lokasi yang digunakan untuk syuting film ini ada di Stasiun Lempuyangan, sekitar lokasi wisata Tamansari (Pasar Ngasem), Rumah Gamelan dan beberapa tempat lainnya. Banyak film atau cerita sinetron yang dibuat di lokasi sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti Ada Apa Dengan Cinta. Bahkan ada napak tilas lokasi yang digunakan untuk syuting film ini.
Khusus untuk film Melodi: Remember The Flavor, Tarra yang berperan sebagai Dimas dipasangkan dengan Sahira Anjani yang berperan sebagai Melodi. Selain mereka, aktor dan aktris yang terlibat dalam film ini antara lain Ferry Salim, Anissa Pagih, Ferry Salim dan Djenar Mahesa Ayu.
Film layar lebar yang disutradarai Dyan Sunu ini akan dirilis perdana pada minggu ketiga bulan Agustus 2016 mendatang. Lokasi syuting film ini 95 persen di Yogyakarta. Sunu yang orang tuanya asli Yogyakarta mempunyai kesan tersendiri. Bahkan cerita dalam film ini sedikit-banyak yang menjadi landasan cerita adalah kisah cinta sang sutradara.
Film ini diproduksi oleh Muara Prima Entertainment bekerjasama dengan Limelight Pictures. Dalam cerita film ini, sang sutradara ingin menyuguhkan sisi romantisme Yogyakarta melalui percintaan penjual eskrim. Banyak juga pesan positif dan budaya Yogyakarta yang diunggah dalam cerita.
"Di Yogyakarta semua yang terlihat menjadi luar biasa, memang tidak terlalu kami tonjolkan sisi budaya klasik yang sudah banyak diangkat dalam banyak film," kata Sunu.
Ia menambahkan, di Yogyakarta juga ada penjual eskrim yang sudah ditangani oleh generasi keempat. Yaitu di jalan Mangkubumi atau Jalan Margo Utomo. Dari situlah ide untuk membuat cerita cinta yang dilatari dengan eskrim.
Film ini mengangkat cerita tentang rasa, perjalanan pulang ke kota asal, persahabatan, mengejar mimpi, serta kenangan lama dan kisah yang masih dan mungkin akan berlanjut. Sebagian besar lokasi syuting dilakukan di Yogyakarta karena kota ini kental dengan unsur romansa, seni dan cerita di setiap sudut.
Tokoh sentral, Dimas (Tarra Budiman) dikisahkan memiliki sebuah kedai es krim yang dikelola bersama ayahnya, Hendro (Ferry Salim) dan seorang pegawai yang eksentrik bernama Tanu (Encebagus). Dimas mempunyai sahabat sejak SMP, bernama Melodi (Sahira Anjani) yang bercita-cita menjadi penyanyi profesional serta hijrah ke Jakarta.
Suatu hari, Melodi yang sudah menapaki karir sebagai penyanyi, mesti pulang ke rumah ibunya, Citra (Djenar Maesa Ayu). Dalam perjalanan dengan kereta api, ia bertemu dengan seorang perempuan muda cerdas dan cantik bernama Arnesti (Annisa Pagih). Dari obrolan sepanjang jalan, membuat Melodi mengenang kisah kasihnya dengan Dimas.
MUH SYAIFULLAH