TEMPO.CO, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan tools bernama Telinga Musik Indonesia alias Telmi di IESE 2016.
Once Mekel selaku musisi pun menyambut baik platform penghitung royalti musik tersebut. Menurut pelantun Dealova tersebut, ide Telmi merupakan ide yang menarik dari Bekraf dan tentu harus diapresiasi.
"Ini harusnya disambut dengan baik, karena platform ini menjadi bukti kepedulian Bekraf terhadap musisi Indonesia," kata Once kepada Tempo, Senin, 2 Mei 2016.
Once menyadari ada beberapa musisi yang yang tidak lagi produktif, bernasib malang karena tidak mendapatkan royalti dari karya lagunya.
"Bekraf ingin meningkatkan kesejahteraan para musisi dan pencipta lagu. Saya kira ide ini sangat baik," lanjut Once.
Namun, menurut pria gondrong tersebut, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. "Pertama, apakah paltform ini diperuntukkan menghitung royalti pemakaian lagu misalnya di hotel, karoke, dan tempat-tempat umum lainnya, atau mengkalkulasikan royalti penjualan fisik," Once menjabarkan.
Jika fokusnya pada penggunaan lagu, ini akan sangat menarik, lanjut Once.
"Pemakaian lagu di karoke misalnya, baik musisi maupun pencipta lagu sebenarnya punya hak atas komersialisasi lagu tersebut," kata Once.
Pria 45 tahun ini menilai untuk melacak dan menghitung royalti lagu di tempat karoke mungkin lebih mudah ketimbang menghitung royalti lagu di tempat lain.
"Bagaimana dengan penggunaan lagu di hotel, di pesawat? Bagaimana dengan penentuan tarifnya? Apakah pihak musisi dan organisasi seperti hotel dan lain-lain bisa menerima dan menyepakati tarif royalti yang akan diberlakukan?" Once menegaskan.
Walau begitu, mantan vokalis Dewa ini yakin sebelum menerapkan paltform ini, Bekraf telah memikirkan solusi terbaik dalam mengaplikasikan Telmi.
"Sebaiknya dipastikan dulu semuanya, lalu disosialisasikan baik itu kepada semua organisasi dan musisi. Saya yakin, jika sistem seperti ini bisa berlaku di negara lain seperti Jepang dan Malaysia, kenapa tidak di Indonesia," tutup Once.
RINA ATMASARI