TEMPO.CO, Bandung - Grup musik progresif rock era 1970 asal Bandung, Shark Move, bakal dihidupkan. Rencananya, mereka bakal membuat album baru. Pendiri Shark Move, Benny Soebardja, mengatakan album baru tersebut rencananya berjudul Second Life. “Lirik ada yang judulnya Second Life, melodinya sudah jadi tinggal bahas aransemen,” kata Benny Soebardja di Bandung.
Di sela konser Shark Move di gedung Bumi Sangkuriang, Bandung, Selasa, 29 Maret 2016, Benny menceritakan rencana album tersebut kepada Tempo. Benny menargetkan album baru itu meluncur pada 2016.
Semua lirik lagu dalam album itu, kata Benny, buatan Bob Dook. Bob Dook adalah seorang geologis asal Inggris yang bersahabat dengan Benny sejak muda. “Dia ngasih lirik, makanya siap untuk rekaman album baru,” ujar Benny. Sebelumnya, Bob cukup banyak menyumbang lirik-lirik lagu untuk Giant Step, grup musik Benny setelah Shark Move bubar.
Giant Step, kata Benny, sesungguhnya belum bubar. Namun ia lebih memilih untuk menghidupkan kembali Shark Move yang sempat merilis album tunggal Ghede Chokra's pada 1971. “Bagi saya Shark Move merupakan fondasi yang kuat dibanding Giant Step,” ujar gitaris berusia 60-an tahun itu.
Anggota Shark Move yang masih hidup kini tinggal Benny dan Yanto Diablo. Sejak 2015 setelah Shark Move tampil di TVRI, Benny mengaku mantap dengan formasi awak baru yang berusia muda. “Saya cocok dengan mereka, bukan karena ingin menyasar (pasar musik) ke anak muda,” katanya.
Formasi baru tersebut digawangi Benny Soebardja yang tetap sebagai vokalis dan gitaris, Johanes Jordann (lead guitar, flute, vokal), Tiwi Shakuhachi (keyboard, vokal), Audi (bas,) dan anak Benny, Rama Nalendra, sebagai pemain drum.
Sebelumnya, Shark Move yang dibentuk Benny bersama Soman Loebis (keyboard), memiliki formasi Bhagu Ramchand (vokal), Sammy Zakaria (drum), dan Yanto Diablo (bas).
Album baru Shark Move, kata Benny, akan tetap bernuansa musik progresif rock, yang sejak dulu juga sekarang, melawan arus selera umum.
ANWAR SISWADI