Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaleidoskop Film 2015: Senyap Paling Dicari dan Kontroversi  

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Film Senyap
Film Senyap
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pertama kali dirillis 11 September 2014 di Italia, film Senyap telah menuai kontroversi. Film dokumenter kedua besutan sutradara berkebangsaan Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer itu mengangkat tema sentral pembantaian massal 1965 di Indonesia. Tentu kontroversi paling keras terjadi di Indonesia, bahkan sebelum film itu diputar di Indonesia, reaksi penolakan sudah bermunculan.

Film Senyap  (bahasa Inggris: The Look of Silence) adalah film kedua Joshua setelah film Jagal yang juga mengangkat tema seputar tragedi pembantaian massal seputar tahun 1965. Senyap menyoroti kisah Adi, seorang penyintas dan keluarga korban yang dituduh sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Sama seperti Jagal, pengambilan gambar film Senyap dilakukan di Sumatera Utara, sebagian besar gambar diambil antara 2010 sampai 2012. Meski memiliki tema sentral yang sama, kedua film itu memiliki sudut pandang berbeda. Bila film Jagal menyoroti sisi pelaku, dalam film Senyap ini Joshua lebih menyorot sisi korban.

SIMAK:Film Senyap Ditolak, Ini Isi Ceritanya

Senyap pertama kali diluncurkan dan diputar di Indonesia pada 10 November 2014, diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Dewan Kesenian Jakarta di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selanjutnya pada 10 Desember 2014 diputar secara serentak di sejumlah kota sebagai peringatan hari HAM Sedunia.  

Pemutaran Senyap menuai berbagai reaksi dan penolakan. Di Malang, sekelompok massa yang mengaku sebagai salah satu ormas Islam meminta supaya pemutaran film senyap dihentikan. Hal yang sama juga terjadi di kampus Universitas Muhammadiyah Jember.

Tidak hanya itu, pada 29 Desember 2014 Lembaga Sensor Film (LSF) mengeluarkan surat yang menolak Senyap. Senyap dilarang diputar untuk umum dan di bioskop. LSF menyatakan bahwa film berdurasi 1,43 jam itu hanya dapat ditonton untuk kalangan terbatas.

SIMAK:Meski Diancam, Mahasiswa UIN Yogya Tetap Nobar Film Senyap

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Toh, minat masyarakat menonton Senyap tak terbendung. Berbagai kalangan memutar film itu, baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi. Pada Maret lalu, puluhan orang yang mengatasnamakan ormas Islam mengepung Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Mereka meminta pembubaran acara diskusi dan nonton film Senyap yang diadakan sekelompok aktivis pers mahasiswa di dalam kampus.

SIMAK: Suasana Prajurit Se-Kodim Nonton Bareng Film Senyap

Meski menuai kontroversi hingga penolakan sejumlah kalangan masyarakat, Senyap menyabet setumpuk penghargaan. Senyap mendapat Penghargaan Utama Juri (Grand Jury Prize) dalam Festival Film Internasional Venezia ke 71 di Italia. Senyap juga memperoleh FIPRESCI Award (Penghargaan Federasi Kritikus Film Internasional) sebagai film terbaik, dan Fedeora Award (Federasi Kritikus Film Eropa dan Mediterania) untuk film terbaik Eropa-Mediterania.

SIMAK: Film Senyap Tersedia Gratis di YouTube

Senyap memperoleh penghargaan Mouse d'Oro Award (Penghargaan Kritikus Online) untuk film terbaik, ia sekaligus menjadi film dokumenter pertama yang memenangi penghargaan di ajang bergengsi itu. Film Senyap juga mendapat penghargaan Human Rights Nights Award untuk film terbaik bertema hak azasi manusia.

AGUNG SEDAYU/BERBAGAI SUMBER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Anwar Congo, Eksekutor Para Terduga Simpatisan PKI

29 September 2021

The Act of Killing. moviecitynews.com
Kisah Anwar Congo, Eksekutor Para Terduga Simpatisan PKI

Bagaimana Anwar Congo mengeksekusi terduga simpatisan PKI diceritakan dalam film Jagal (The Act of Killing) karya Joshua Oppenheimer


Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

29 September 2021

Adegan film dokumenter
Dua Film Ini Punya Kisah Alternatif Mengenai Tragedi 1965

Jagal dan Senyap, dua film karya Joshua Oppenheimer ini punya cerita alternatif mengenai tragedi 1965


Fakta-fakta di Balik Film Pengkhianatan G30S/PKI Durasi 3 Jam 40 Menit

19 September 2021

Sejumlah warga menonton film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI di markas Kodim 1304 Gorontalo, Gorontalo (20/9). Pemutaran film itu bertujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar mengenal sejarah bangsa. ANTARA FOTO
Fakta-fakta di Balik Film Pengkhianatan G30S/PKI Durasi 3 Jam 40 Menit

Film Pengkhianatan G30S/PKI yang disutradarai Arifin C. Noer, kerap jadi kontroversi menjelang 1 Oktober. Berikut 4 fakta film yang diproduksi PPFN in


15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

14 Oktober 2018

ilustrasi kebakaran. Tempo/Indra Fauzi
15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

Sebanyak 15 kamar indekos di Jalan Lebak RT8 RW8 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu pagi ludes akibat kebakaran.


Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

12 Agustus 2018

Petugas Satpol PP memeriksa bilik panti pijat saat menggelar razia di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, 25 Januari 2016. Razia ini dilakukan untuk mencegah terjadinya praktik prostitusi di wilayah tersebut. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

Tiga panti pijat yang telah digerebek pemerintah DKI ternyata masih beroperasi, yakni griya-griya pijat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.


Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

29 Oktober 2017

Rory Hie. AP/Achmad Ibrahim
Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

Rory Hie menjadi pegolf nasional terbaik dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017, yang berakhir Minggu 29 Oktober di Pondok Indah Golf, Jakarta.


Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

29 Oktober 2017

Pegolf asal Thailand, Panuphol Pittayarat, berhasil menjuarai Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf, Jakarta.
Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, menjuarai Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf, Jakarta Selatan dan meraih uang Rp 734 juta.


Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

27 Oktober 2017

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, memimpin hari kedua Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Jumat 27 Oktober. (Asia Tour)
Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, memimpin di hari kedua Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jumat 27 Oktober.


Golf Indonesia Open 2017: Danny Mampu Imbangi Gaganjeet

27 Oktober 2017

Pegolf Indonesia, Danny Masrin, saat bertanding dalam Turnamen Indonesia Terbuka 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Kamis 26 Oktober. (Asia Tour)
Golf Indonesia Open 2017: Danny Mampu Imbangi Gaganjeet

Pegolf Indonesia, Danny Masrin, mampu mengimbangi pegolf-pegolf asing dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017 yang sedang digelar di Jakarta.


Ini Alasan Adidas Sponsori Sutan Zico Timnas Indonesia U-16

22 September 2017

Pemain Timnas Indonesia U-16, Sutan Diego Armando Ondriano Zico. (pssi.org)
Ini Alasan Adidas Sponsori Sutan Zico Timnas Indonesia U-16

Adidas mulai melirik Sutan Zico saat penyerang Timnas Indonesia U-16 itu bermain untuk Chelsea Soccer School Singapura.