TEMPO.CO, Jakarta - Maria Harfanti pulang dengan menyandang gelar runner-up 2 atau peringkat ketiga Miss World 2015. Wanita ini merasa bangga bisa menjadi salah satu kontestan yang unggul dan mengalahkan ratusan kontestan dari belahan dunia lain. Bagi Maria, tentunya tak mudah menoreh prestasi dalam ajang internasional, karena ratusan kontestan lain memiliki keunggulan yang beragam. Menurut Maria, siapakah saingan terberatnya?
"Sejujurnya, saingan terberat itu Rusia," ujar Maria saat melakukan konferensi pers di kediaman Liliana Tanoesoedibjo, Senin malam, 21 Desember 2015. Menurut dia, kontestan dari Rusia, Sofia Nikitchuk, punya keunggulan di setiap fast track. Nikitchuk miliki tubuh yang sangat indah dan bakat modeling.
Tak hanya itu, sama seperti dia, wanita yang berhasil meraih gelar runner-up 1 Miss World 2015 ini memiliki program Beauty with a Purpose yang serupa dengannya. "Dia membawa air bersih ke daerah yang sangat gersang, tapi dia tidak melakukan penyuluhan dan tidak memperbaiki sanitasi," tutur wanita yang mahir memainkan piano ini. "Dia hanya bawa air saja. Jadi, walaupun itu kuat, di sini Indonesia lebih unggul," katanya dengan bangga.
Dalam ajang ini, Maria juga berhasil menangi kategori Beauty with a Purpose. Selain wakil Rusia, menurut dia, kontestan lain berpotensi menjuarai kategori yang disebut-sebut sebagai jantung ajang Miss World tersebut, yakni Hillarie Danielle Parungao, kontestan asal Filipina, dan Evana Manandhar dari Nepal.
Proyek yang dilakukan Parungao adalah memberikan vaksi kepada balita. Sedangkan Manandhar memberikan penyuluhan kepada semua korban gempa. "Itu usaha yang cukup besar, karena dia mengelilingi seluruh Nepal untuk memberikan penyuluhan dan motivasi supaya mereka bisa bangkit dari trauma," ucap Maria.
DINI TEJA