TEMPO.CO, Madiun - Judul dan lirik lagu Hymne Guru ternyata sempat diubah oleh pemerintah atas persetujuan Sartono selaku penggubahnya pada 8 November 2007. Pemerintah mengubah judul dari yang semula Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa menjadi Hymne Guru, Pahlawan Pembangun Insan Cendekia.
Lirik terakhir pada lagu itu juga turut diubah menyesuaikan judul yang baru. Notasinya dalam partitur pun ditambah satu ketukan. "Perubahan itu pertama kali disosialisasikan pertama kali saat peringatan Hari Guru di Pekanbaru 2007," kata Tiwi, adik ipar Sartono, Senin, 2 November 2015.
Tiwi tidak mengetahui secara pasti maksud pemerintah mengganti judul lagu Hymne Guru. Namun, ia memperkirakan karena kesejahteraan guru saat ini sudah lebih baik dengan adanya program sertifikasi. Tunjangan profesi yang diterima guru disebut sebagai tanda jasa bagi guru dalam menjalankan tugasnya.
"Kalau maksudnya seperti itu semestinya buat lagu yang baru, tidak merubah lagu yang sudah ada. Rasanya kurang greget," ucap Tiwi yang juga bekerja sebagai guru Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Madiun.
Ignatia Damijati, istri Sartono mengungkapkan bahwa adanya program sertifikasi belum mampu meningkatkan kesejahteraan guru secara keseluruhan. Menurut dia, masih banyak guru yang mendapatkan penghasilan minim karena belum diangkat sebagai pegawai negeri sipil dan belum lolos sertifikasi.
"Yang (mengajarnya) di pucuk-pucuk gunung itu bagaimana," kata pensiunan guru sekolah dasar di Kota Madiun itu.
Karena alasan itu, Damijati kurang sependapat dengan perubahan lirik dan judul pada lagu Hymne Guru. Selain karena faktor penghayatan yang berbeda juga perbedaan kondisi di lapangan. Meski demikian, ia tidak bisa mengekang siapapun untuk memilih lagu Hymne Guru versi lama atau baru yang akan dinyanyikan.
Sartono meninggal dunia setelah lebih dari sepekan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun karena mengalami komplikasi, di antaranya gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak. Jenazahnya dikembumikan di Tempat Pemamakan Umum Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Ahad petang, 1 November 2015.
NOFIKA DIAN NUGROHO