TEMPO.CO, Jakarta - Di sela-sela kunjungannya di Indonesia, Ratu Denmark Margrethe II menyempatkan diri menonton pertunjukan wayang kulit di Museum Wayang, di kawasan Kota Tua, Jakarta pada Kamis sore, 22 Oktober 2015. Ratu Margrethe II menyaksikan pertunjukan wayang berjudul Sukrasana Manusia Sejati yang dibawakan oleh Dalang Ki Purbo Asmoro .
Ratu Margrethe II datang menumpangi mobil limosin, didampingi Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Para penabuh gending dan ki Purbo Asmoro berdiri di panggung menyambut sang Ratu yang langsung duduk di kursi terdepan. Pagelaran wayang ini dihadiri sekitar 50 undangan. Sang Ratu tampak menyimak cerita yang disampaikan dalam bahasa Jawa dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Kitsie Emerson, perempuan asal Michigan, Amerika Serikat.
Ki Purbo Asmoro langsung memainkan cerita yang berkisah tentang dua saudara Bambang Sumantri, seorang ksatria dan adiknya Sukrasana yang sakti, suka menolong tapi punya tubuh buruk rupa dan menakutkan. Bambang Sumantri pergi mengabdi pada rajanya, Raja Arjuna Sasrabahu. Bambang Sumantri keberatan adiknya selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi karena malu berwujud seperti itu. ”Pergilah kamu, aku tidak mau terus diikuti,” ujar Bambang Sumantri. Semula Sukrasana enggan pergi, namun dia mengikuti kakaknya dari kejauhan.
Hingga suatu ketika Bambang Sumantri diperintahkan rajanya melamarkan Dewi Citrawati dan bertanding dengan ratusan raja. Dia juga diminta memindahkan taman Sriwedari di Kahyangan sebagai permintaan Dewi Citrawati. Hal ini bisa terlaksana berkat kesaktian Sumantri yang dibantu sang adik. Sayangnya, sang adik akhirnya tewas di tangan Bambang Sumantri.
Cerita ini hampir menyerupai kisah yang dibuat oleh pengarang dongeng anak-anak, Hans Christian Andersen, tentang kisah Si Itik Buruk Rupa. Dalam cerita HC Andersen, seekor itik berbulu hitam selalu ditolak dan dimusuhi saudara dan lingkungannya. Namun akhirnya dia menyadari dia bukan itik namun seekor angsa dan menemukan kawanannya. Rupanya selama ini dia berada di lingkungan yang berbeda.
Ki Purbo Asmoro menceritakan semula disodori naskah ini oleh pihak Kedutaan Denmark dua minggu lalu, dan diminta untuk mencari cerita yang mempunyai benang merah yang serupa. ”Dari ribuan cerita wayang, ya cerita Sukrasana dan Bambang Sumantri ini, sama-sama buruk rupa tapi penolong dan baik hati,” ujar Ki Purbo usai pementasan.
Moral cerita yang ingin disampaikan, kata dalang yang sudah melanglang ke berbagai negara manca ini, bahwa jangan melihat seseorang hanya dari tampilan luar. ”Meskipun seseorang dikodratkan buruk rupa tapi tidak boleh diremehkan,” ujar dalang asal Solo ini.
Ki Purbo mengaku cukup tertantang karena membawakan cerita dari lakon Sumantri Ngenger ini dalam waktu hanya 20 menit. Dia harus memadatkan cerita tapi tetap menarik dengan teknik, iringan gending yang pas pula. Dia mengatakan sudah membuat plotnya sebelumnya tapi menerapkan teknik dan gending iringannya hanya satu jam sebelum pertunjukan.
Usai pertunjukan, Sang Ratu yang mengenakan rok berwarna hijau toska motif bunga dan topi warna senada langsung menyalami sang Dalang dengan ramah. Susi Pudjiastuti pun, kata Ki Purbo sempat mengatakan terkesan dengan cerita dan ketrampilan mendalang Ki Purbo Asmoro. Ratu sempat berada di salah satu ruangan di Museum Wayang dan mendapatkan kenang-kenangan wayang golek.
Ratu Margrethe II juga dijadwalkan melakukan beberapa kegiatan mengunjungsi salah satu ruang publik terpadu ramah anak di Cideng, Jakarta Pusat, mencicipi kulier Indonesia-Denmark dan melakukan kunjungan ke Yogyakarta. Beliau dan Pangeran Henrik akan bertemu dengan Sri Sultan Hamengkubawono X.
DIAN YULIASTUTI