TEMPO.CO, Tokyo - Penikmat film di Jepang akhirnya mendapat kesempatan menonton Unbroken, film garapan Angelina Jolie, tentang tahanan Amerika yang disiksa tentara Jepang.
Film yang dirilis di Amerika Serikat dan negara-negara lain pada akhir tahun lalu itu akan diputar lebih dulu di sebuah bioskop di Tokyo pada Februari 2016.
Menurut laporan media, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis, 22 Oktober 2015, kelompok sayap kanan di Jepang berusaha menggagalkan penayangan film ini. Aktivis sayap kanan meluncurkan kampanye di Change.org dan Facebook untuk menyerukan agar film ini dilarang dan Jolie tidak lagi diterima di Jepang.
Disutradarai Angelina Jolie, Unbroken menyuguhkan kisah pelari Olimpiade dan pilot angkatan udara AS, Louis Zamperini, yang hidupnya terkatung-katung selama 47 hari setelah menjatuhkan bom B-24 di wilayah Pasifik tersebut pada 1943.
Setelah ditangkap, Zamperini menghabiskan dua tahun di kamp-kamp penjara di Jepang. Di sana dia disiksa dan dibiarkan kelaparan oleh para penjaga.
Unbroken dibuat berdasarkan hasil adaptasi dari buku Laura Hillenbrand 2010, Unbroken: A World War II Story of Survival, Resilience and Redemption. film ini dikecam oleh kaum konservatif di Jepang. Mereka menyebut film ini sebagai film rasis dan "anti-Jepang" lantaran memperlihatkan adegan saat penjaga penjara secara sadistis menyiksa Zamperini dan tawanan perang lainnya.
Zamperini meninggal tahun lalu pada usia 97 tahun. Ia sempat kembali ke Jepang untuk bertemu dengan para penculik dan orang yang menyiksanya. Tapi seorang penjaga penjara yang pernah menyiksanya, Mutsuhiro Watanabe, dilaporkan menolak permintaan itu.
Jolie sendiri mengaku tidak peduli terhadap berbagai kritik yang ditujukan untuk filmnya. "Ini film indah yang memiliki pesan yang indah," katanya kepada USA Today, Desember tahun lalu, menjelang rilis film di seluruh dunia.
"Kami sangat sadar menampilkan semua sisi perang, termasuk pengeboman Tokyo. Tapi ini adalah pengalaman Louis, dan dia memiliki waktu yang sangat sulit sebagai tawanan perang. Jadi kami ingin menghormati dan menunjukkan bahwa semua orang menderita dalam perang," tuturnya.
Unbroken bukanlah film asing pertama yang menuai kritik dari ultra-nasionalis Jepang.
Pada 2010, bioskop-bioskop harus membatalkan rencana pemutaran The Cove--sebuah film pemenang Oscar tentang pembantaian lumba-lumba setiap tahunnya di Kota Taiji--setelah aktivis mengancam akan mengganggu pemutaran film tersebut.
The Cove akhirnya bisa diputar setelah tokoh industri film terkemuka menyeru distributor dan bioskop untuk membela hak kebebasan berbicara.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA