Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyemai Tumbuhnya Dalang-dalang Cilik

image-gnews
Satu dalang cilik Sobokarti Semarang pentas di Arena Pazaar Seni di Taman Budaya Raden Saleh, 8 Agustus 2015. Empat dalag cilik besutan Sobokarti ini mengisi agenda Pazaar Seni yang digelar hingga tanggal 16 Agustus 2015. Tempo/Budi Purwanto
Satu dalang cilik Sobokarti Semarang pentas di Arena Pazaar Seni di Taman Budaya Raden Saleh, 8 Agustus 2015. Empat dalag cilik besutan Sobokarti ini mengisi agenda Pazaar Seni yang digelar hingga tanggal 16 Agustus 2015. Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO , Surakarta: Tangan kecil Davin Mahatma mengetukkan cempala dengan berirama ke kotak. Para niyaga pun segera menabuh gamelan. Davin mencabut gunungan dari batang pisang, lalu menggerakkannya mendekati belencong.

Bayangan dramatis gunungan terbentuk di kelir. Suluknya melengking. Kaki mungilnya menjepit cempala baja berukuran kecil, mengetuk-ngetukkannya di kotak, melakukan keprakan berbunyi ding-ding-ding-ding mengiringi gerak wayang-wayang yang ia mainkan. Selama 20 menit, Davin, dalang berusia 6 tahun asal Yogyakarta, memainkan lakon Si Jabang Tetuka.

Setelah Davin, empat dalang asal Yogyakarta lainnya yang sama-sama masih bocah tampil ke panggung: Ferdiawan Warminsyah, Ngo Damai Azizul Hakim, Rifky Adi Wijaya, dan Tahta Harimurti Proboatmojo. Mereka masing-masing memainkan lakon Petruk Takon Bopo, Aji Narantaka, Anoman Duta, dan Kikis Turanggana.

Selain mereka, ada tiga dalang bocah lagi yang berasal dari Yogyakarta. Ketiganya adalah Brajang Pamadi, Gymna Cahyo Nugroho, dan Erlangga Betrant Pashandaru. Mereka adalah generasi dalang bocah pertama Yogyakarta yang berpartisipasi dalam Temu Dalang Bocah Nusantara (TDBN). Acara tersebut sudah digelar untuk keenam kalinya di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta.

Kehadiran Davin dan teman-temannya kian memperlihatkan keragaman jenis pementasan wayang Nusantara. Pemimpin Sanggar Seni Wira Budaya Yogyakarta, Parjaya, menerangkan bahwa setiap daerah memiliki corak yang berbeda dalam pementasan wayang. Perbedaan itu meliputi ukuran dan bentuk wayang, iringan gamelan yang digunakan, retorika bahasa, dan artikulasi ucapan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum mempelajari gaya pewayangan yang lain, para dalang cilik ini diminta untuk belajar gaya Yogyakarta terlebih dulu. “Kalau sudah bisa Yogya, baru mendalami gaya yang lain,” ucap Tahta saat ditemui seusai pentas.

Ia kemudian menjelaskan perbedaan antara pementasan gaya Solo dan Yogyakarta. Tahta memperagakan adegan pertarungan gaya Yogya yang lebih halus daripada Solo dan dialog gaya Solo yang lebih agresif daripada Yogya.

Meski memiliki gaya yang berbeda, Tahta mengakui bahwa setiap pertunjukan wayang sejatinya memiliki tujuan yang sama, yakni dapat menjadi tuntunan, selain tontonan. “Kalau belajar pewayangan kan juga belajar budaya. Nanti juga sopan santun juga tahu. Kalau sama orang tua juga jadi saling menghormati. Enggak mementingkan diri sendiri,” ucap Tahta, yang telah 70 kali berpentas dalam tiga tahun terakhir.

NAIMATUR R

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Semangat Gotong Royong Relawan Bakti BUMN Batch VI di Surakarta

40 hari lalu

Tim relawan PT Pegadaian dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, berfoto bersama dalam kegiatan Relawan Bakti BUMN Batch VI di Surakarta, 15 Agustus 2024.  Program ini sebagai bentuk kepedulian dan  kontribusi yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dok. Pegadaian
Semangat Gotong Royong Relawan Bakti BUMN Batch VI di Surakarta

Sepuluh relawan dari berbagai BUMN dengan penuh semangat terjun langsung membawa harapan dan tekad untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kota Surakarta.


Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

15 Maret 2024

Pekerja melakukan uji rasa saat pembuatan arak iwak arumery yang menjadi suvenir dalam side event atau acara sampingan G20 Bali di Denpasar, Bali, Jumat 9 September 2022 Minuman beralkohol tradisional khas Bali berbahan dasar buah lontar dan kelapa yang dicampur dengan rempah-rempah dan buah-buahan untuk memberikan citarasa tersebut sebagai suvenir bagi delegasi saat side event G20 di Bali pada bulan Agustus 2022. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.


Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Para anggota HDCI Kota Surakarta touring ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, baru-baru ini. FOTO: Istimewa
Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.


Yayasan Internet Indonesia Beri Pendidikan Digital untuk Pelajar di Surakarta

31 Mei 2022

Yayasan Internet Indonesia didukung Pemerintah Kota Surakarta menggelar kegiatan Rumah Teknologi Indonesia (RTI). (Yayasan Internet Indonesia)
Yayasan Internet Indonesia Beri Pendidikan Digital untuk Pelajar di Surakarta

Para pelajar yang terpilih akan diberikan materi-materi seputar IT.


Rekomendasi Produk Ekraf Khas Solo yang Cocok Dijadikan Oleh-Oleh

18 Mei 2022

Produk Ekraf Rotan (Sumber: Indonesia.travel)
Rekomendasi Produk Ekraf Khas Solo yang Cocok Dijadikan Oleh-Oleh

Ayo simak dahulu rekomendasi produk ekraf khas Solo yang cocok dijadikan oleh-oleh berikut ini!


Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

20 November 2021

Konvensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Pedalangan dan Pewayangan di Yogyakarta, Jumat, 19 November 2021. Tempo/Pribadi Wicaksono
Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

Wayang kulit merupakan salah satu karya adiluhung Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui penetapan resmi pada 2003.


Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

15 Agustus 2021

TEMPO/Dwi Narwoko
Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

Simak bagaimana Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Denpasar, dan Sawahlunto menciptakan kawasan tanpa rokok demi menjadi kota/kabupaten layak anak.


KAI akan Kembangkan Wisata Kereta Api di Solo: KA Batara Kresna dan Jaladara

23 Mei 2021

Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo (Joglo) produksi PT INKA (Persero) resmi beroperasi di jalur Yogyakarta-Solo setelah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun Yogyakarta, Senin, 1 Maret 2021. Antara/HO-Humas INKA
KAI akan Kembangkan Wisata Kereta Api di Solo: KA Batara Kresna dan Jaladara

PT KAI ingin membangun potensi kereta api tetapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan sehingga KA bisa bertumbuh dan melayani masyarakat.


Kota Surakarta Mulai Operasikan Kereta Kuno Joko Kendil

16 Februari 2020

Pemkot Surakarta bersama PT KAI meresmikan pengoperasian KA Joko Kendil di Solo, Ahad 16 Februari 2020. Kereta tersebut menggunakan lokomotif uap kuno yang berusia hampir seabad. TEMPO/Ahmad Rafiq
Kota Surakarta Mulai Operasikan Kereta Kuno Joko Kendil

Kereta wisata Jaladara kini punya tandem, kereta uap Joko Kendil. Keduanya bisa bergantian, untuk operasional kereta wisata di Kota Surakarta.


Dongkrak Pariwisata, Surakarta Tambah Satu Kereta Uap Buatan 1921

16 Februari 2020

Pemkot Surakarta bersama PT KAI meresmikan pengoperasian KA Joko Kendil di Solo, Ahad 16 Februari 2020. Kereta tersebut menggunakan lokomotif uap kuno yang berusia hampir seabad. TEMPO/Ahmad Rafiq
Dongkrak Pariwisata, Surakarta Tambah Satu Kereta Uap Buatan 1921

Dongkrak pariwisata, Pemkot Surakarta mengoperasikan satu lagi kereta uap buatan tahun 1921 yang dinamai KA Djoko Kendil.