TEMPO.CO , Jakarta - CEO PT Melon Indonesia, Budi Setyawan Wijaya, mengatakan pihaknya menyambut baik munculnya layanan Apple Music, yang diluncurkan dalam satu bulan terakhir.
"Ini karena kami menilai semakin banyak pemain, maka akan semakin berkembang pasarnya," kata Budi kepada Tempo di kantornya di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015.
Menurut Budi, saat ini nilai pasar musik streaming di Tanah Air diperkirakan mencapai sekitar Rp 2 triliun. Namun pendapatan perusahaan dari layanan ini baru sekitar Rp 20 miliar.
Hal itu menunjukkan peluang bisnis ini masih sangat besar. "Potensi market yang ada masih jauh lebih besar daripada pemain yang ada," kata Budi. Selain Melon, ada layanan music streaming Guvera asal Swedia, yang mendirikan kantor pusat di Australia.
Ada juga layanan music streaming Deezer dan Spotify. "Namun keduanya tidak memiliki kantor perwakilan di Indonesia," kata Budi.
Menurut Budi, layanan Melon memiliki basis dukungan yang cukup kuat karena didukung operator telekomunikasi seperti Telkomsel, Telkom, dan Smartfren. Pengguna layanan ini berumur 14-45 tahun. Pengguna menyukai layanan ini karena isi katalognya lengkap dan mudah cara membayarnya. "Ini lebih mudah dibandingkan Apple."
Menurut Onny Robert, Head of Operations & Marketing Guvera Indonesia, layanan iTunes mengalami penurunan pendapatan sekitar 3 persen pada 2013.
"Sedangkan layanan music streaming secara global naik 12 persen," kata Onny. Ini mendorong Apple untuk meluncurkan layanan music streaming Apple Music.
Sejak diluncurkan satu-dua bulan lalu, Apple Music telah memiliki sekitar 10 juta pengguna. Sedangkan Melon saat ini memiliki sekitar 400 ribu pengguna sejak layanan ini diluncurkan sekitar lima tahun lalu.
BUDI RIZA