TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 perupa akan memamerkan karya patung beragam medium yang terinspirasi dari gerakan-gerakan pencak silat. Pameran yang digelar untuk memperingati mendiang O’ong Maryono, tokoh silat Nusantara, akan dibuka pada Sabtu, 1 Agustus 2015, di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Kita akan melihat berbagai interpretasi seniman atas gerak-gerik pencak silat,” kata Ketua Dewan Kurator Dolorosa Sinaga, Selasa, 28 Juli 2015. “Saya sampai tertawa-tawa sendiri melihat interpretasi mereka yang bermacam-macam itu,” ucapnya mengomentari karya yang akan dipajang di pameran bertajuk Ekspresi Keindahan Rasa dan Bentuk dalam Gerak Pencak Silat tersebut.
Seniman yang urun karya berasal dari berbagai daerah dan beragam usia. Ada yang senior, ada juga yang baru. Di antaranya Tanto Adjie, Taufan A.P., Indra Gunadharma, Ady Putraka Iskandar, Galang Aldinur Masabi, dan Handhika Ibnu Sanjaya. “Sebagian dari mereka diundang untuk ikut pameran, sebagian mendaftar sendiri,” ujar Rosalia Sciortino, istri O’ong sekaligus panitia acara.
Persiapan pameran, tutur Dolorosa, berlangsung sejak setahun lalu. Seniman-seniman diajak untuk membuat karya yang berkaitan dengan pencak silat. Mereka dipersilakan jalan sendiri untuk mencari referensi dan inspirasi soal pencak silat. Masing-masing perupa dibolehkan memajang maksimal tiga karya. “Ini adalah pameran patung tentang pencak silat yang pertama di Indonesia. Mungkin juga di dunia,” kata Dolorosa.
Ide tentang pameran ini tercetus setelah Dolorosa diminta membuat sebuah patung tentang silat dan O’ong untuk acara O’ong Maryono Pencak Silat Award. Pematung senior itu berpikir alangkah baiknya jika yang terlibat membuat patung tidak hanya dia. “Tapi seniman-seniman lain juga,” ucapnya.
Apalagi gerak silat dengan seni membuat patung sebenarnya banyak persilangan. Dalam silat, terkandung elemen gerak, bentuk, jiwa, dan rasa. “Begitu pula dalam mematung,” ujar Dolorosa.
O’ong adalah mantan atlet silat legendaris kelahiran Bondowoso, 28 Juli 1953. Sejak 1979, O’ong mempertahankan gelar juara nasional dan internasional pencak silat selama delapan tahun berturut-turut. Bukan sekadar menjadi atlet, ia juga membuat penelitian dan menulis buku tentang silat berjudul Pencak Silat: Merentang Waktu (2008). Ia wafat pada 2013 akibat kanker usus buntu. Rencananya, pameran akan berlangsung dua pekan.
ANANDA BADUDU