TEMPO.CO, Bandung - Panitia lomba Bandung Contemporary Art Award 2015 menerima 311 buah karya seniman dari berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 70 karya kiriman langsung gugur karena data karyanya tidak lengkap. Dewan juri kini sedang menyaring sisanya.
Panitia lomba dari ArtSociates Lawangwangi, Andonowati, mengatakan contoh karya yang tidak sesuai ketentuan misalnya video seni. "Ukurannya terlalu besar sehingga sulit diunduh," kata Andonowati, Ahad, 26 Juli 2015. Panitia meminta pembuatnya mengecilkan ukuran video agar bisa disertakan dalam kompetisi.
Selain video, karya kiriman lain di antaranya berupa foto, lukisan, serta seni instalasi. Kali ini, panitia tidak hanya menunggu kiriman karya peserta, melainkan aktif menghubungi sejumlah seniman agar ikut berlomba. "Kami minta rekomendasi dari kurator, kritikus, dan akademikus," ujar Andonowati.
Pendaftaran lomba dibuka sejak akhir Mei hingga 15 Juli 2015. Dewan juri melibatkan kurator Asmujo Jono Irianto, wartawan seni Carla Bianpoen, dan kolektor seni Wiyu Wahono. Dua juri lainnya yang baru adalah Edouard Mornaud, pengelola Centre Intermondes, La Rochelle, Prancis; dan Michael Janssen, seorang pemilik galeri seni di Berlin dan Singapura.
Asmujo mengatakan tiap juri menyaring semua karya yang masuk untuk kemudian dinilai bersama. Tujuan akhirnya memilih 15 karya terbaik untuk dipamerkan, tiga di antaranya sebagai juara.
Baca Juga:
Pengumuman pemenang dan pemberian penghargaan rencananya dilakukan pada 25 September mendatang. "Tidak sulit memilah karya yang ratusan," tutur Asmujo, yang berpengalaman menjadi juri lomba tersebut.
Kampiun lomba berkesempatan ikut program residensi ke Centre Intermondes, La Rochelle, Prancis. Dua pemenang lain masing-masing mendapat uang tunai Rp 50 juta.
ANWAR SISWADI