TEMPO.CO , Jakarta: Penulis Harper Lee yang tenar lewat novel peraih Pulitzer Prize, To Kill A Mockingbird (1960), baru saja meluncurkan novel terbarunya yang berjudul Go Set A Watchman pada 14 Juli 2015 lalu. Baru sepekan rilis, novel ini telah terjual lebih dari 1,1 juta eksemplar hanya di wilayah Amerika Utara.
Angka tersebut menjadi rekor penjualan tercepat yang pernah ditorehkan oleh HarperCollins selaku penerbit. Bahkan, rekor tersebut berhasil mengalahkan penjualan novel Harry Potter karya J.K. Rowling.
"Pekan pertama penjualan Go Set A Watchman jauh di luar perkiraan kami," ujar Brian Murray, Presiden dan CEO HarperCollins, seperti dilansir di laman Reuters, pada Senin 20 Juli 2015.
Ini merupakan novel kedua Lee yang ditulis 55 tahun setelah satu-satunya novel yang pernah ditulisnya, To Kill A Mockingbird--novel klasik yang mengisahkan ketidakadilan rasial di Amerika Selatan. Adapun, Go Set A Watchman sebenarnya adalah draf untuk To Kill A Mokingbird yang ditulis Lee pada 1950-an. Namun, Lee justru lebih memilih menerbtkan To Kill A Mokingbird dan menyimpan Go Set A Watchman sampai akhirnya naskah tersebut ditemukan oleh pengacara Lee pada 2014.
Novel keduanya ini mengisahkan cerita 20 tahun setelah kejadian di To Kill A Mokingbird. Karena itu, tokoh yang diceritakan pun sama. Novel ini masih mengisahkan kelanjutan dari tokoh Atticus Finch, seorang rasis dan fanatik, yang kontras dengan tokoh pemuda idealis bernama Jean Louise "Scout" Finch yang membela orang kulit hitam yang dituduh memperkosa orang kulit putih.
Karena antusiasme pembaca yang begitu besar, HarperCollins berencana akan memperbanyak salinan novel tersebut. Pada Senin kemarin, penerbit sudah memesan pencetakan ulang sebanyak 3,3 juta eksemplar.
"Kami senang melihat respons pembaca terhadap karya baru bersejarah dari penulis ikonis seperti Harper Lee," kata Brian Murray.
Pada saat terbit, novel ini sempat menuai kontroversi bahwa Lee yang sudah berusia 89 tahun itu dipaksa untuk menyelesaikan novel tersebut. Namun, Lee sendiri mengatakan senang menuangkan kreativitas dan visinya melalui tulisan. Melalui novel ini, Lee berhasil menepis predikat To Kill A Mokingbird sebagai novel tunggal.
LUHUR TRI PAMBUDI | REUTERS