TEMPO.CO, Jakarta - Lama tidak menghasilkan karya baru, band Efek Rumah Kaca (ERK) menjawab kerinduan pendengar lagu-lagu ERK yang bernuansa kritis dan visioner. Trio yang digawangi Cholil Mahmud (gitar/vokal), Adrian Yunan Faisal (bas), dan Akbar Agus Sudibyo (drum) itu baru saja merilis single pertama mereka setelah lama absen berkarya. Single berjudul Pasar Bisa Diciptakan ini dirilis lewat radio pada Jumat, 10 Juli lalu.
Cholil menjelaskan, lagu ini sebenarnya diciptakan pada 2007. Lagu itu sudah ada di antara waktu pembuatan album yang berjudul Efek Rumah Kaca (2007) dan Kamar Gelap (2008). Namun karena belum menemukan waktu yang pas, ERK menyimpan rapi lagu yang ditulis Cholil dan Adrian itu sampai tahun ini.
Cholil juga mengatakan materi lagu ini, terutama liriknya, sudah banyak mengalami perubahan dari versi aslinya, sehingga proses rekamannya cukup lama. "Kami enggak ingin terlalu nyeleneh. Banyak lirik yang diganti karena kami pikir sudah enggak sesuai dengan saat ini," ujar Cholil saat dihubungi Tempo, siang ini, Rabu, 15 Juli 2015.
Lirik lagu ini merupakan pengembangan lagu Cinta Melulu, yang ditulis pada tahun yang sama. Lewat lagu ini, ERK masih berbicara tentang kegelisahan dalam berkarya secara independen karena banyaknya tekanan dari pasar yang justru mematikan kreativitas individu.
"Kalau kita yakin dan suka dengan yang kita lakuin (berkarya), ceruk yang tadinya kecil lama-lama akan besar. Pasar untuk karya-karya kita pasti akan terbentuk dengan sendirinya," tutur mahasiswa magister ilmu politik di University of New York itu.
Cholil membocorkan, judul utama lagu ini adalah Biru. Karena durasinya panjang, sekitar 9 menit, lagu ini kemudian dipotong menjadi dua subjudul, yaitu Pasar Bisa Diciptakan dan Cipta Bisa Dipasarkan. Single tersebut akan dimasukkan ke album terbaru ERK yang berjudul Sinestesia, yang rencananya dirilis tahun ini.
LUHUR PAMBUDI