TEMPO.CO, Solo - Anak aktivis yang hilang Wiji Thukul, Fajar Merah, membuat album rekaman perdana bersama kelompok Merah Bercerita. Album yang akan dirilis setelah Lebaran itu menyuguhkan lagu-lagu tentang kehidupan dan protes terhadap ketidakadilan.
"Ada sepuluh lagu yang kami rekam untuk album tersebut," kata Fajar Merah saat ditemui di kediamannya, Senin, 13 Juli 2015.
Beberapa lagu yang ada dalam album tersebut berasal dari puisi karya Wiji Thukul, seperti Apa Guna, Kebenaran Akan Terus Hidup, Derita Sudah Naik Seleher, serta Bunga dan Tembok. Selebihnya adalah karya milik Fajar sendiri.
Dalam lagu berjudul Derita Sudah Naik Seleher, saudara perempuan Fajar, Fitri Nganthi Wani, juga ikut ambil bagian. Dia menyumbang puisi yang disisipkan di dalam lagu tersebut. Selama ini Fitri memang dikenal sebagai seorang penyair mengikuti jejak bapaknya. Dia juga telah menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Selepas Bapakku Hilang.
Merah Bercerita digawangi empat personel, Fajar Merah (vokal dan gitar) serta tiga rekannya, Gandhi Asta (gitar), Yanuar Arifin (bas), dan Lintang Bumi (drum). Personel kelompok musik itu merupakan kawan sekolah Fajar saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan 8 Surakarta, yang dulu lebih dikenal sebagai Sekolah Menengah Karawitan Indonesia.
Fajar Merah lahir pada 23 Desember 1993 dari pasangan Wiji Thukul dan Dyah Sujirah. Ayahnya hilang tanpa jejak saat dia berusia 4 tahun. Saat ini dia bekerja sebagai penjaga persewaan studio musik.
AHMAD RAFIQ