TEMPO.CO, Los Angeles – Aktor legendaris Hollywood, Sylvester Stallone, bakal menjadikan ISIS sebagai musuh dalam film Rambo berikutnya.
Sekuel kelima dari film yang mengisahkan veteran Perang Vietnam bernama John Rambo ini bakal menggambarkan perjuangan melawan terorisme global di Timur Tengah.
Menurut Stallone, yang tengah menulis skenarionya sekaligus akan kembali memainkan peran sebagai Rambo, tim produksinya sudah mencari-cari lokasi di Suriah dan Irak yang kini menjadi pusat kekuatan ISIS.
Aktor berusia 68 tahun ini mengungkapkan rencana tersebut saat menghadiri sebuah event di San Diego Comic-Con pekan lalu untuk mempromosikan film Rocky berikutnya berjudul “Creed.”
Dalam sesi tanya-jawab seputar film “Creed”di mana Stallone kembali memainkan peran sebagai Rocky Balboa untuk kali ketujuh, seorang fan menyela dengan pertanyaan seputar Rambo V.
“Kami sebenarnya tengah mengerjakan film itu sekarang,” kata Stallone seperti dikutip Washington Times.
“Kami memiliki tim yang tengah mencari lokasi di Irak dan Suriah di mana ISIS memiliki basis terkuat. Kami tengah bekerja sama dengan warga setempat untuk menampilkan film Rambo yang paling menegangkan dan paling realistis.”
Meski beberapa audience mencoba untuk terus menggali, Stallone menolak untuk memberikan informasi lebih jauh seputar film Rambo yang akan diberi judul “Last Blood” tersebut.
Sebuah pernyataan dikeluarkan Juni tahun lalu yang menegaskan bahwa kisah soal ISIS bukan sekadar karangan Stallone di acara Comic Con.
“Dengan Rambo V, Sylvester Stallone kembali kepada perannya yang melegenda sebagai John Rambo. Kali ini ia kembali ke Timur Tengah untuk memerangi ancaman terbesar yang dihadapi dunia saat ini, terorisme global,” demikian bunyi pernyataan perusahaan film Jerman, Splendor Films.
Ini bukan kali pertama Rambo berperang di Timur Tengah. Dalam sekuel ketiga pada 1988, Rambo diceritakan melakukan misi tunggal ke Afghanistan saat terjadinya perang Uni Soviet-Afghanistan untuk menyelamatkan komandangnya.
Hingga 2001, film itu diakhiri dengan kutipan: “Film ini dipersembahkan kepada para pejuang Mujahidin Afghanistan yang berani”.
Tapi, setelah serangan 11 September 2001 yang disusul perang di Afghanistan di mana pejuang Mujahidin memihak Al-Qaeda, persembahan itu diganti menjadi “warga Afghanistan yang gagah berani”.
DAILYMAIL | A. RIJAL