TEMPO.CO, Jakarta - Selama 17 tahun sudah cocok mengenakan sepatu berhak tinggi, Isyana Bagoes Oka, 34 tahun, galau jika harus meninggalkan kegemarannya tersebut. Selama tiga bulan terakhir, mantan jurnalis televisi ini mesti memarkir jenis sepatu andalannya itu.
“Sungguh keputusan yang berat,” kata Isyana. Hal itu dapat dimengerti, karena sepatu hak tinggi selama ini ia pakai terutama untuk menambah tinggi tubuhnya yang padahal mencapai 162 sentimeter.
Sejak sekolah menengah atas, Isyana merasa kakinya pendek. "Kalau duduk di samping teman, tingginya sama, tapi pas berdiri jadi lebih pendek," ujar mantan foto model itu. Jadilah ia memutuskan memakai sepatu hak tinggi. "Biar proporsional."
Kebiasaan itu berlanjut hingga saat kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia pada 1998. Lalu terus terbawa ketika ia menjadi wartawan televisi. Bisa dibilang, hanya saat liputan bencana saja, Isyana mengenakan sepatu bersol rata.
Namun semua berubah ketika dia terpeleset di tangga rumahnya lebih dari tiga bulan lalu. Insiden itu menyebabkan rasa ngilu pada tulang ekor yang menjalar ke kaki kanan.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, Isyana akhirnya berpisah dengan sepatu hak tinggi. Sesekali, ibu satu anak ini berupaya melepas rindu dengan ber-high heels ria. "Tapi jadinya sakit lagi," tutur Isyana.
Kini, setelah tak mungkin dipakai, mau dikemanakan 20 pasang sepatu yang haknya rata-rata bertinggi 10 sentimeter itu? "Masih denial," kata Isyana. "Berharap suatu hari bisa pakai heels lagi." Cinta yang terjalin 17 tahun itu ternyata sulit padam.
REZA MAULANA