TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan Pasha, vokalis grup musik Ungu, untuk melangkah ke politik tidak bisa dibendung. Pria bernama lengkap Sigit Purnomo Said ini sudah siap mencalonkan diri sebagai wali kota Palu untuk pemilihan wali kota Palu 2015 melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
Pasha mengaku tidak memiliki ilmu dasar politik ataupun membaca buku-buku politik. Ia lebih banyak membentuk pemahamannya soal politik dari peristiwa-peristiwa politik yang diberitakan di media massa. "Politik itu seni. Yang dipelajari di kampus-kampus itu kan hanya teori saja. Pada prakteknya tidak begitu," ujar Pasha kepada Tempo di bilangan Lenteng Agung, Jakarta, Selasa, 7 Juli 2015.
Pasha memberi analogi politik sebagai seni untuk menggambarkan politik yang punya dua wajah. Menurut dia, pada dasarnya politik adalah melayani. Namun, Pasha sadar bahwa terkadang yang terjadi adalah kebalikannya. Kata Pasha, banyak juga orang-orang terbaik di pemerintahan yang tidak menjalankan amanatnya dengan baik.
Oleh karena itu, Pasha merasa tergerak untuk bergabung ke politik demi mengembalikan prinsip politik yang pada dasarnya adalah melayani. "Politik itu pakai hati, dibawa jahat bisa jadi jahat, dibawa baik bisa jadi baik," ujar pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, 27 November 1979 itu.
Sebagai putra daerah, Pasha merasa punya kewajiban untuk membangun daerahnya sendiri. Keinginanya berpolitik, kata Pasha, lantaran dia menaruh harapan dan tergerak melakukan sesuatu untuk masyarakat.
Pasha melihat politik sebagai kendaraan untuk kemaslahatan masyarakat. Oleh karena itu, Pasha merasa perubahan hanya bisa diwujudkan dengan masuk ke dalam pemerintahan.
"Nantinya kalau kita, baik saya ataupun Anda, punya cita-cita untuk negeri ini, kita harus menjadi bagian dari pemerintahan ini," katanya.
LUHUR PAMBUDI