TEMPO.CO, Jakarta - Album terbaru Ungu berjudul Mozaik yang rilis pada Maret 2015, berhasil meraih multi-platinum dengan terjual lebih 200 ribu keping. Salah satu yang menjadi keistimewaan di album ini adalah keberanian Ungu dalam mengubah genre musik.
Ungu yang terdiri dari Pasha (vokal), Enda (gitar), Oncy (gitar), Makki (bas), dan Rowman (drum) selama ini identik dengan musik romantis yang sendu. Namun, di album terbarunya ini, band asal Jakarta yang sudah berusia 18 tahun itu mengurangi porsi lagu-lagu sendu dan menggarap aransemen dengan beat yang lebih cepat dan modern.
"Di album ini, kami memang nggak mau terdengar seperti Ungu yang kemarin-kemarin," ujar Enda di konferensi pers yang diadakan di gerai KFC Lenteng Agung, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2015.
Pasha mengungkapkan perubahan warna musik menjadi salah satu bentuk kedewasaan Ungu dalam bermusik. Di album yang terdiri dari sebelas lagu ini, Ungu banyak bereksperimen dengan genre musik yang belum pernah dijajal sebelumnya, seperti reggae, ska, dan disko.
"Di saat kami sudah melewati fase-fase membawakan dan menulis lagu mellow, kami ingin ada sesuatu yang berbeda," tutur Pasha.
Dengan perubahan ini, Ungu tidak khawatir akan ditinggal para Cliquers (sebutan penggemar Ungu). Malah, kata Pasha, para penggemarnya yang menginginkan perubahan warna musik ini.
Ungu berharap album Mozaik yang mengandalkan lagu hits Terbaik, Aku Tahu, dan Andai Aku Bisa ini akan terjual lebih banyak lagi.
LUHUR PAMBUDI