Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Gedung Jangkung di Tengah Sawah  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Sejak beberapa bulan yang lalu Grand Quality Hotel
Sejak beberapa bulan yang lalu Grand Quality Hotel
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Yogyakarta sudah berubah. Kawasan yang dikenal sebagai Kota Pendidikan ini tak lagi hanya menampung usaha ecek-ecek warganya mengelola pemondokan bagi mahasiswa, tapi kini berubah menjadi kota dengan investor yang ganas melahap setiap jengkal tanah hingga perkampungan untuk disulap menjadi hotel dan apartemen.

Wajah Yogyakarta inilah yang dipotret perupa Arwin Hidayat lewat karya drawing yang dipamerkan Jogja Contemporary di kompleks Jogja National Museum, 24 Juni-6 Juli 2015. Investor rakus itu muncul lewat citraan figur dengan bentuk lemak bergelambir di bagian pahanya. Kepalanya lebih mirip kepala dalam cerita fiksi ilmiah berbentuk elips dengan benda mirip ular (dengan kepalanya) menjulur melewati mulut yang berhiaskan gerigi runcing dan tembus ke bagian belakang.

Tak ada bentuk yang bisa diidentifikasi sebagai bentuk mata menghiasi kepala pelontos berbentuk aneh itu. Hanya ada sapuan warna gelap dan totolan pada bagian atas, kiri, dan kanan dengan leleran cat bening bak tetesan hujan. Tangan kanannya yang mungil menggenggam bentuk pohon tanpa sehelai daun pun. Sebaliknya, tangan kiri (kalaupun itu tangan kiri) menjuntai dengan lengan yang kukuh, tapi mengecil di bagian ujungnya.

Figur ini berada di tengah sapuan cat gelap yang tak beraturan bak lanskap yang berhiaskan bentuk setengah elips dalam warna merah di garis cakrawala. Karya ini dia beri judul "Tuan Tanah".

Saat membuat karya ini Arwin membayangkan Yogyakarta disesaki pusat belanja dan hotel. Di kawasan kota, hotel tak lagi berdiri di tepi jalan protokol, tapi sudah masuk ke perkampungan. Penduduk kampung yang masih bertahan mengeluhkan sumur yang kini tak lagi berair, tersedot sumur bor untuk memasok kebutuhan air hotel berbintang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di kawasan pinggir kota, di atas petak sawah kini berdiri gedung-gedung jangkung. Tak ada lagi tempat anak-anak bermain, bahkan belut pun menghilang. Pada pameran bertajuk "Among" ini Arwin memajang 50 karya drawing. “Among berasal dari kata ngemong yang berarti memelihara atau merawat,” kata perupa lulusan ISI Yogyakarta ini.

Sebaliknya, perupa Sunardi St menampilkan suasana keriangan kehidupan bocah dalam karyanya berbentuk obyek. Pada karya berjudul "Main-main" dia mengeksplorasi bentuk mainan bocah dengan bentuk utama berupa benteng yang di dalamnya ada berbagai bentuk hewan, mobil, dan bendera. “Seni itu rumah, indera,” kata Sunardi.

SHINTA MAHARANI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.