Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Disbudpar Buru Peninggalan Kesultanan Banten Hingga Prancis

image-gnews
Wakil Gubernur Banten Rano Karno (tengah) dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal (kanan) mendengarkan penjelasan pemandu museum tentang jalur perdagangan Kasultanan Banten di Museum Banten Lama, di Serang, Banten (18/4). Acara tersebut untuk memperingati Hari Pusaka Sedunia. ANTARA/Asep Fathulrahman
Wakil Gubernur Banten Rano Karno (tengah) dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal (kanan) mendengarkan penjelasan pemandu museum tentang jalur perdagangan Kasultanan Banten di Museum Banten Lama, di Serang, Banten (18/4). Acara tersebut untuk memperingati Hari Pusaka Sedunia. ANTARA/Asep Fathulrahman
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banten melakukan penelusuran naskah dan arsip terkait sejarah Kejayaan Kesultanan Banten di dua negara yakni Belanda dan Prancis.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banten M Ali Fadilah di Serang, Kamis mengatakan, penelusuran terkait arsip-arsip dan naskah sejarah Banten yang dilakukan Disbudpar Banten bersama tim peneliti dari Bantenologi, bertujuan untuk melakukan Inventarisasi sejarah Banten di Belanda dan Prancis, untuk menjadi benda koleksi di Museum Banten.

"Di Belanda kami melakukan penelusuran di Perpustakaan Universitas Leiden dan ke Missions Etrangeres To Prancis, di Prancis serta Museum Moyen Age yang mirip dengan istana Kaibon di Banten," kata Ali Fadilah.

Menurutnya, penelusuran arsip dan naskah ke Belanda dan Prancis tersebut, tujuannya tidak hanya difokuskan pada pencarian sketsa Sultan Ageng Tirtayasa. Namun diarahkan pada data Kesejarahan Banten dalam kategori umum, seperti naskah sejarah Banten, arsip bangunan kolonial, arsip keagamaan, orang-orang haji di Banten, dan arsip orang minoritas di Banten pada jaman dulu.

"Data-data ini untuk melengkapi referensi di dalam memperkaya sumber informasi tentang Banten Lama. Data ini juga akan menjadi koleksi museum Banten yang nantinya diputuskan oleh dewan kurator," kata Ali Fadilah didampingi dua peneliti sejarah Banten Dr Mufti Ali dan Dr Helmy Fauzi.

Menurutnya, jika arsip sejarah tersebut sudah bisa diterjemahkan dan jika dianggap penting untuk dibaca oleh masyarakat, bisa juga disimpan di perpustakaan daerah untuk mengisi Banten Corner.

"Nanti kan dipilih mana untuk museum, jika dianggap tidak layak untuk museum bisa disimpan di Perpustakaan Daerah," kata Ali Fadilah.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti dari Bantenologi Dr Mufti Ali mengatakan, sejumlah dokumen sejarah Banten yang diambil dari dua negara tersebut diantaranya foto naskah babad Banten, foto sketsa site plant kesultanan Banten, 296 peta dan sketsa masa kesultanan Banten, daftar haji orang-orang Banten pada masa lalu. Kemudian buku-buku tua tentang peperangan Sultan Haji, buku tua abad 16 dan 17 tentang dokumen birokrasi pemerintahan kolonial di Banten awal abad 19 sampai awal abad 20.

"Selama 11 hari di Belanda dan Prancis sejak 30 Mei lalu, kami benar-benar manfaatkan waktu se-efektif mungkin untuk bisa mencari dan mengambil dokumen-dokumen sejarah ini," kata Mufti Ali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kata Mufti, diantara naskah sejarah Banten yang nantinya bisa cetak ulang dari hasil foto yakni buku Al-insan Al-Kamil karya Abdul Karim Al-Jilli dengan terjemaahan bahasa Jawa Banten setebal 1749 halaman serta buku tentang ritual pembacaan hadits Baraat yang biasa dilakukan orang Banten jaman dulu setebal 40 halaman.

"Kami terpaksa dalam satu hari memotret isi buku setelal 1749 itu. Sebab kalau membeli hasil cetak ulang di sana, harganya cukup mahal," katanya.

Selain itu, dokumen lain yang dibawa ke Banten yakni arsip-arsip masa kolonial di Banten dalam bentuk micro fisch dan sketsa kesultanan Banten gambaran umum tata kota Banten pada jaman dahulu dengan beberapa bentuk perubahan.

"Untuk bisa mencetak dan membaca dokumen dari micro fisch ini alatnya hanya dimilki perpustakaan nasional dan di arsip nasional. Banten sendiri belum punya," kata Mufti.

Menurutnya, untuk bisa merepro atau mencetak semua dokumen sejarah Banten yang dibawa dari Belanda dan Prancis tersebut, supaya bisa dilihat dan dibaca oleh publik, membutuhkan anggaran sedikitnya sekitar Rp2 miliar.

"Dokumen yang diambil ini hampir semuanya tidak ada di Banten sendiri maupun di nasional. Ini menjadi referensi baru untuk mengetahui sejarah kesultanan Banten," kata Mufti Ali didampingi Helmi Fauzi.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Ahli waris dari korban Tragedi Rawagede membersihkan makam keluarganya saat peringatan peristiwa Tragedi Rawagede di Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 11 Desember 2018. Acara ini dihadiri para ahli waris untuk mengenang keluarganya yang menjadi korban. ANTARA/M Ibnu Chazar
Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?


4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

Gedung Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang ini direkomendasikan untuk dijadikan cagar budaya. Bangunan ini merupakan bekas rumah residen Palembang yang berasal dari reruntuhan Keraton Kuto Lamo. TEMPO/Parliza Hendrawan
4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.


Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Jonatan Christie menikah dengan Shania Junianatha, dalam pemberkatan pernikahan yang berlangsung di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat, 1 Desember 2023. (Instagram/@jonatanchristieofficial)
Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.


Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Toko Merah di yang terletak di tepi barat Kali Besar Barat, Jakarta in pernah menjadi sebuah toko milik warga Cina, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati langsung pada permukaan batu bata yang tidak diplester. Tempo/Rully Kesuma
Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.


Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.


5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

6 November 2023

Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10