TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) akan menggelar peringatan Hari Pengungsi Dunia pada 20 Juni 2015. Untuk mengajak masyarakat peduli terhadap nasib pengungsi, lembaga ini akan menggelar pameran foto dan pemutaran film. Lebih dari 59 juta orang tercatat terpaksa lari dari rumahnya karena konflik.
Pameran foto berjudul Dari Malapetaka Laut Hingga Keselamatan: Respon Kemanusiaan Indonesia berlangsung mulai jam 09.00-16.00 dan pemutaran film bertema pengungsi akan dilaksanakan di Goethe Institut Jakarta pada pukul 12.00-14.30. Dua film yang akan diputar berjudul Mary Meets Mohammad dan Women Lead the Way.
Foto akan menampilkan potret dari orang-orang yang berhasil selamat setelah kapal mereka terdampar di daratan, dan menyoroti tragedi serta keberhasilan individual yang mereka alami. “Ada pula foto-foto lainnya yang menunjukkan kemurahan hati Indonesia terhadap mereka yang baru-baru ini diselamatkan dari kapal di Aceh,” ujar Thomas Vargas, Representatif UNHCR di Indonesia dalam siaran persnya.
Laporan tren global tahunan terbaru lembaga ini. Terjadi peningkatan tajam jumlah orang yang terpaksa lari dari rumah mereka. “Pada akhir 2014 tercatat 59,5 juta orang terpaksa lari dari rumah mereka, sedangkan tahun sebelumnya 51,2 juta orang sementara satu dekade sebelumnya hanya 37,5 juta orang,” ujarnya melalui siaran persnya.
Peningkatan tertinggi sejak 2013 merupakan lonjakan tertinggi dalam kurun satu tahun. Melonjaknya angka pengungsi ini dimulai sejak awal 2011, saat pecahnya perang di Suriah. “Konflik di Suriah merupakan pemicu besar pemindahan paksa di seluruh dunia,” ujarnya lagi. Di Asia meningkat 31 persen pada 2014 menjadi 9 juta orang.
Tahun lalu setiap harinya tak kurang 42.500 orang menjadi pengungsi, pencari suaka, atau menjadi pengungsi di dalam negeri. Angka yang tercatat ini empat kali lipat dari angka sebelumnya dalam kurun empat tahun. Separuh dari angka pengungsi kebanyakan adalah anak-anak.
Untuk peringatan acara ini pula, UNHCR melakukan kerja sama dengan Palang Merah Indonesia. Kerja sama ini untuk memperkuat kolaborasi dalam beberapa hal, termasuk untuk melindungi pengungsi dan membantu menyambung pertalian keluarga di antara para pengungsi yang terpisah dari keluarganya. Saat ini, Indonesia menjadi tuan rumah bagi 13 ribu pengungsi dan pencari suaka di negara ini.
DIAN YULIASTUTI