Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dima, Musik Balada, dan Troubadour Indonesia

Editor

Hari prasetyo

image-gnews
Dima Miranda menghibur penonton saat tampil di Warung Apresiasi Bulungan, Jakarta, 29 Mei 2015. Putri Soesilo
Dima Miranda menghibur penonton saat tampil di Warung Apresiasi Bulungan, Jakarta, 29 Mei 2015. Putri Soesilo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Warung Apresiasi Bulungan (Wapres), Jakarta Selatan, Jumat 29 Mei 2015, Dima Miranda menggelar konser musiknya bertajuk Catatan Bunyi Dima Miranda. “Sebenarnya ada kata-kata tambahannya yaitu Searah Pulang,” kata Dima.

Tapi, sang suami, musisi juga, Freddy Lengkong, memberi usul supaya kata searah pulang dihapus saja. Manusia pada akhirnya memang akan pulang alias meninggal. Tapi, Dima dan Freddy dengan perjalanan hidup masing-masing sebagai manusia dan seniman masih mau mengisi jalan ke arah pulang itu dengan berkarya menuruti suara hati.

Dengan dukungan penyanyi dan musisi dari berbagai latar belakang --Bonita, Petrus B. Adi, Doweng Angkiry, Anang Haryono, Hendrikus Wisnu Nugroho, Suluh Gembyeng, Hengky, Ipul, Budi, Yan Mahmud, vokalis dari grup Arwana, dan Egi Fedly, tokoh film dan sinetron yang aktif di komunitas balada- mereka meggelar konser musik yang sederhana tapi meriah. Ini konser gratis dan tak perlu perlu prosedur untuk memasuki Wapres.

Ada Bambang “Ho” Mulyono yang datang menonton konser Dima itu dengan menenteng gitarnya. Ho adalah satu dari tiga pengamen jalanan yang menjadi pemeran dalam film dokumenter Jalanan karya sutradara Daniel Ziv yang memenangi berbagai penghargaan internasional itu.

Di warung dengan panggung kecil dan atap setengah terbuka itu juga ada Yoko ‘Pai’ Nomura,  lulusan etnomusikologi dari Tokyo National University of Fine Arts and Music, yang setia menonton konser Dima sampai selesai. Yoko sedang menggarap musik untuk pentas puisi penyair Amien Kamil.

Pada awalnya, Dima dikenal dengan kedekatannya dengan almarhum penyanyi balada Franky Sahilatua. Sebelumya ia  sempat sebentar membantu rekaman yang dibuat oleh mendiang komposer dan penyanyi A. Riyanto dan belajar bermain gitar dari Yan Siemen (Yan Mahmud).

Pilihan bermusiknya mengarah ke “pinggir arus musik industri Indonesia”. Seperti Franky, hal itu pula yang ikut menentukan siapa yang datang dan terlibat dalam konsernya di Wapres itu. Dima memilih arus kecil meski namanya sempat masuk nominasi sebagai penyanyi balada/country terbaik melalui album Obral Besar dalam Anugerah Musik Indonesia 1998. Album itu diproduseri Franky Sahilatua.

“Saya suka pada pilihan bentuk pengungkapannya dalam bermusik,” kata Hendrikus Wisno Nugroho, yang malam itu menabuh  gendang. Hendrikus, yang menekuni musik perkusi ini, bersama Dima terlibat konser Gelombang Putih bersama Franky, Iwan Fals, Leo Kristi, dan sejumlah musisi lain di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, belasan tahun lalu.

Dima memang tak pernah menyebut dirinya sebagai pemusik balada tapi syair-syair yang dinyanyikannya memang bercerita tentang sesuatu.” kata Hendrikus, yang mengenyam pendidikan di Institut Kesenian Jakarta.

Pilihan untuk menyukai dan mendukung Dima juga tidak harus “rumit dan mengernyitkan dahi” karena penyanyi Bonita –yang memiliki grup BONITA & the Hus Band – dengan cepat terkesan pada penampilan Dima beberapa tahun lalu di Wapres. “Saya dulu melihat Mbak Dima ini luar biasa,” kata Bonita yang beberapa tahun kemudian terhubung lagi dengan Dima via facebook.

Setiap lirik lagu yang dibuat Dima adalah sebuah narasi yaitu cerita tentang tema tertentu. Dan, narasi dari lagu pertama sampai lagu ke-13 sebelum lagu penutup Pesan Damai memang hampir mendekati sebuah alur  cerita kehidupan Dima.

Dima membuka konsernya dengan tampil sendiri menyandang gitar dan menyanyikan lagu “Yan Siemen”. Lagu ini memang bercerita awal perkenalannya dengan pemusik yang bernama asli Yan Mahmud itu.

Sang tokoh yang menjadi judul lagu kemudian mendampingi Dima dalam menyanyikan lagu kedua dan ketiga yaitu “Obral Besar” dan “Risiko Asap”. Ia bicara tentang obral besar zaman dulu yang terjadi di kawasan Blok M dan obral besar dari para penjaja cinta di jalanan. Di lagu berikutnya, ia bicara tentang asap mengganggu dari kebakaran hutan, sesuatu yang masih menjadi persoalan sampai tahun lalu di negeri ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada lagu keempat, “Anakku,” Dima kembali tampil sendiri bercerita tentang pengalamannya menyambung hidup sebagai pengamen dan berusaha memenuhi permintaan anaknya untuk membeli martabak, padahal uang hasilnya ngamennya tak cukup.

Setelah itu Bonita dengan warna vokal soul dan jazz mengiringi dua lagu Dima yaitu “Hikayat” dan “Hitam Putih Biru.” Dima tak melulu bicara tentang apa yang dilhat dan dirasakan di kehidupa di sekitarnya. Ia juga bicara tentang cinta dari Freddy Lengkong yang kemudian menjadi suami dan membuat wanita ini kembali bermusik setelah 5 tahun absen.

Dengan lengkingan harmonika yang ditiupnya, Freddy muncul dari arah penonton menuju panggung untuk berduet dalam lagu “Dikarena Cinta.” Pilihan pada musik yang sederhana –gitar akustik, gitar elektrik, harmonika, dan kemudian banjo- ini sampai pada kemunculan Egi Fedly, yang dikenal sebagai penyanyi balada.

Setelah tampil solo lagi, konser Dima berubah nuasanya dengan kehadiran Anang pada cello, Hendrikus pada gendang, Doweng (suling), Petrus B. Adi (bass), dan Gembyeng (perkusi). Lagu “Yayo”, “Tarang Hati”, dan “Di Sudut Hati”  menyenandungkan konser musik multikultur dan mewakili petualangan Dima dan Freddy di Sulawesi dan di belahan nusantara lainnya.

Dima memang tak mau mengkotak-kotakan jenis musiknya, meski lirik lagunya rata-rata tertata dengan baik untuk menghadirkan sebuah cerita atau narasi kehidupan. “Musik yang mengikuti kata hati,” kata sang suami, Freddy yang lama aktif dalam berkesenian di kawasan Bulungan, Jakarta, itu.

Tapi, atas nasehat seorang rekan, ia tak menampik kalau alamat Dima adalah musik balada. Dan, sebagaimana pemusik balada yang “mengamen” dari satu tempat yang sederhana ke tempat bersahaja lainnya, mereka ikut berusaha untuk terus menghidupkan kantong-kantong budaya seperti Wapres agar terus menggeliat di tengah arus besar kesenian yang sudah dikemas dalam industri massal.

Sehari setelah tampil di Wapres, Dima cs ikut tampil bersama sejumlah musisi lain dalam acara 'Save Payon' di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sebuah restoran yang sudah 10 tahun menyediakan ruang untuk aktivitas pelaku seni dan budaya kini terancam tergusur untuk kepentingan pembangunan lainnya.

Memilih jalan lain dari arus besar industri musik pop buat Dima memang seperti pilihan Freddy untuk pulang ke Indonesia setelah lama mengembara di mancanegara –ia, misalnya, menghabiskan puluhan tahun bermukim di Skotlandia. Banyak jalan yang sulit dilalui dan tidak umum sebagaimana pilihan para pemusik balada di negeri ini antara lain Leo Kristi –yang sampai sekarang masih aktif-, Mogi Darusman, dan sedikit pemusik lainnya.

Panggung mereka bukan gedung megah tapi kedai, warung, atau pusat-pusat kesenian. Dan, juga semua tempat lain di pelosok negeri. Mereka mencoba bertahan dengan semangat troubadour.

Seorang komposer dan performer yang mementaskan pembacaan lirik-lirik Prancis pada abad pertengahan di Eropa. Mereka kemudian identik dengan pemusik yang berkelana dari satu tempat ke tempat lain, bercerita tentang kehidupan. Seraya meniupkan semangat agar kantong-kantong budaya seperti Wapres tak tergerus dengan derasnya pembangunan atas nama modernisasi.

HARI PRASETYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

1 menit lalu

Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI I Nyoman Cantiasa turut hadir dalam acara Dharma Santi Nasional di di Balai Komando Kopasus, Cijantung, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Foto: Istimewa
Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.


Bamsoet Dukung PERIKHSA Gelar Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladir

10 menit lalu

Bamsoet Dukung PERIKHSA Gelar Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladir

Bambang Soesatyo menuturkan Perikhsa akan kembali menyelenggarakan Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladiri 2024.


Kang Dong Won Membintangi Film The Plot, Simak Sinopsisnya

11 menit lalu

Kang Dong Won. (Soompi)
Kang Dong Won Membintangi Film The Plot, Simak Sinopsisnya

The Plot yang dibintangi Kang Dong Won dijadwalkan tayang perdana di bioskop Korea Selatan pada 29 Mei 2024


Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

19 menit lalu

Penumpang Kereta Api Menoreh dari Semarang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

KAI mengoperasikan sejumlah kereta api baru, di antaranya seperti KA Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng (pp).


Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

20 menit lalu

DHL. Istimewa
Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.


Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

20 menit lalu

Kondisi rumah polisi yang gelar pesta narkoba jenis sabu di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin, 22 April 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba di Depok, Orang Tua Pernah Diingatkan Ditresnarkoba Godaannya Besar

Empat polisi yang ditangkap disebut sebagai anggota Direktorat Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Metro Jaya.


Jajaran PKS Temui Petinggi PKB Pakai Warna Khas Partai Masing-masing

22 menit lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri), Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (tengah) saat bertemu di DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan petinggi PKB dan PKS dalam rank silahturahmi perubahan yang telah dijalin kedua partai dalam pemilu 2024. PKB, PKS dan Nasdem diketahui pernah berkoalisi untuk mengusung pasangan Anies-Imin di Pilpres 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jajaran PKS Temui Petinggi PKB Pakai Warna Khas Partai Masing-masing

Syaikhu dan Aboe bersama jajaran PKS tiba pada sekitar jam 19.05 WIB. Keduanya memakai pakaian bernuansa oranye dalam kunjungan kali ini.


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

23 menit lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

24 menit lalu

Salshabilla Adriani. Foto: Instagram/@salshabillaadr
Klarifikasi Salshabilla Adriani Soal Rumor Cinlok dengan Rizky Nazar

Salshabilla Adriani angkat bicara mengenai rumor yang beredar mengenai dirinya dan Rizky Nazar, kekasih Syifa Hadju.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

32 menit lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.