TEMPO.CO , Malang: Trilogi komik legendaris Sandhora karya Teguh Santosa sudah dibaca sineas Hanung Bramantyo. Belum dapat dipastikan apakah Hanung akan memfilmkannya.
Dhany Valiandra, putra kedua pasangan Teguh Santosa dan Sutjiati, mengatakan pihak keluarga pasti senang sekali bila Hanung bersedia memfilmkan trilogi roman sejarah tersebut.
“Tentu kami merasa senang dan bangga bila karya Bapak diapresiasi sebesar itu. Dibaca Mas Hanung saja sudah sangat menyenangkan,” kata Dhany seusai membuka pameran karya-karya Teguh Santosa di Warung Juminten, Jalan Kahuripan 18, Kota Malang, Minggu, 24 Mei 2015.
Menurut Dhany, ia mengetahui Hanung sudah membaca Sandhora dari seorang sahabatnya yang terlibat dalam pembuatan film Gundala. Ada dua perusahaan pembuat film yang tertarik memfilmkan Sandhora. Namun, kata Dhany, perusahaan atau siapa pun sineas yang ingin memfilmkan Sandhora harus memenuhi syarat mutlak dari Teguh.
“Sebelum Bapak wafat, beliau berwasiat Sandhora harus difilmkan hitam-putih biar roh cerita dari beliau hadir dalam film. Bapak menolak Sandhora digarap oleh pihak yang lebih mementingkan sisi komersial. Makanya Bapak menolak Sandhora dijadikan serial di televisi sebagai sinetron dan sejenis sinetron,” kata Dhany.