TEMPO.CO, Jakarta - Banyak bocah berbakat musik di negeri ini. Bukan hanya Joey Alexander, yang namanya sudah menyedot perhatian publik Amerika Serikat saat masuk di halaman depan koran The New York Times. (Baca: Inilah Sosok Joey Alexander Pianis yang Masuk The New York Times)
Di Surabaya, misalnya, ada sejumlah pianis klasik cilik yang berbakat. Sepuluh murid Studio Musik Sienny Surabaya menang dalam The American Protégé International Music Talent Competition 2012 di New York. Mereka terdiri atas Beatrice, Martha Noviana, Rui Fernando, Ryan Ferguson, Janice Carissa, Gabriella Prisca Handoko, Michelle Harianto, Jazzlyn Thedrica Cheryl Wibawa, Jesslyn Cheryl Handoko, dan Aurelia Estrella Handoko. Dua nama pertama sudah dewasa, tapi yang lain masih belasan tahun dan anak-anak. Jesslyn adalah yang termuda, saat itu baru 5 tahun, tapi dialah yang terpilih sebagai juara pertama yang mengalahkan ribuan anak dengan jenjang usia yang berbeda dari berbagai negara.
Selain Jesslyn, ada Jennifer Chrysanta Salim, 12 tahun, pemenang ASEAN Chopin Piano Competition di Malaysia dan International Competition for Young Pianist di Belanda. Ada pula Michael Anthony, 11 tahun, peraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia, sebagai pianis tunanetra dan autis termuda yang mampu memainkan sonata Wolfgang Amadeus Mozart. (Baca: Apa Kata Media Asing Soal Joe Alexander Pianis Indonesia)
Sama seperti Joey Alexander, bakat bermusik Jennifer dan Michael juga terendus sejak keduanya masih balita. Ibu Jennifer, yang juga seorang guru piano klasik, Ay Lan Lanny, 40 tahun, mengenalkan piano saat putrinya berusia 4 tahun. Tak disangka, pada usia 5 tahun, Jennifer memenangi sebuah kompetisi piano di tempat tinggalnya di Surabaya. Ia juga selalu mendapat nilai tertinggi dalam ujian yang digelar Associated Board of the Royal School of Music, badan penguji musik yang berbasis di London, Inggris.
Prestasi itu membuat Ay sadar bahwa Jennifer memang punya bakat dalam piano klasik. Apalagi Jennifer kecil mampu membaca not dan mengingat lagu dengan cepat. Meski awalnya sang mama yang menyodorkan piano klasik kepadanya, Jennifer mengaku ia memang jatuh cinta kepada alat musik tersebut. “Memang sejak kecil saya sudah suka piano. Seru aja mempelajarinya,” kata pelajar kelas VII SMP Citahati Surabaya itu saat ditemui di tempat lesnya, Jakarta Conservatory of Music (JCOM), Rabu sore lalu.
Saking cintanya kepada piano klasik, Jennifer tak pernah berkeberatan bila sepekan sekali terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk belajar musik di JCOM. Biasanya, saat berangkat ke bandar udara pada pagi hari, dia masih mengenakan piama. Ketinggalan pelajaran tiap Rabu tak jadi soal, karena, kata dia, ketertinggalan itu ia kebut pada jam istirahat di hari-hari berikutnya. “Saya memang pingin jadi pianis. Enggak kepikiran aja kerjaan selain ini, he-he-he,” kata gadis kecil yang sore itu mengenakan kaus putih lengan panjang dan rok pendek hijau neon ini.
VIDEO: Jennifer Chrysanta Salim